Tentang kami

Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
ARANA adalah sebuah Majalah Islam yang terbit tiap bulan di bawah Yayasan IRENA CENTER. Dengan misi utama membentengi Aqidah ummat dan membina Muallaf.

Minggu, Februari 10, 2008

Ada apa dengan Papua ??


Ada apa dengan Papua ?? Tampaknya Papua seperti anak ayam yg mati di lumbung ubi. Bagaimana tidak, Papua merupakan penyumbang emas terbesar No.2 di dunia.

Namun ironisnya, Amerika Serikat selama ini memperoleh kekayaan hingga mereka mampu hidup mapan di negaranya adalah sumbangan dari salah satu provinsi di Indonesia yaitu Papua. Sementara Indonesia saat ini hanyalah negara miskin, menurut image dunia, yang hanya bisa mengirimkan para tenaga kerja ke luar negeri untuk dijadikan pekerja kasar dengan gaji rendah.

Jika Indonesia mempunyai image negara miskin di dunia, namun Papua pun mempunyai image provinsi yang rakyatnya seolah-olah tidak pernah tersentuh oleh peradaban dan hidup di bawah garis kemiskinan. Bencana kelaparan pernah terjadi di Kabupaten Yahukimo Irian Jaya, November 205, dengan korban tewas 55 orang, 112 sakit berat dan 15 ribu penduduk kelaparan. Bahkan sebuah Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Papua untuk Hak Asasi Manusia menyebutkan jumlah korban meninggal 154 orang.

Benarkah propinsi Papua miskin? “ I FOUND THE PARADISE!!”, ungkap Ester wisatawan asal Belanda yang kagum akan keindahan alam di kawasan Kepulauan Raja Ampat, Papua. Lautan Papua sangat kaya organisme laut. Kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati laut terkaya di dunia.

Fak-Fak, hutan perawan dengan kayu-kayu mahal. Cokelat, cengkeh, pala dan kopi tumbuh subur disana. Lautan seluas 2.292 Km2 dengan panjang pantai 484 mil menyimpan berbagai macam kekayaan laut. Nabire, kota pantai dengan 1,4 juta ha taman laut yang sangat indah.

Di Sorong, terdapat minyak bumi dengan jumlah yang sangat besar, nikel di pulau Gag, mutiara di Waigeo, Bantata dan Misol. Selain di Sorong, batu bara dan gas bumi juga terdapat di Jayapura, Membramo, Yapen Waropen dan Manokwari yang mempunyai deposit terbesar di seluruh daratan Papua. Di Timika, penambangan emas dan tembaga 200 ribu ton perhari, belum terhitung perak, platina, nikel, batu bara, kapur, marmer, kaolin serta batu gamping.

Pegunungan Papua merupakan tambang emas terbesar di dunia dengan cadangan terukur kurang lebih 3.046 ton emas, 31 juta ton tembaga dan 10 ribu ton lebih perak yang masih akan dikeruk hingga 34 tahun mendatang (menurut berbagai sumber). PT Freeport sejak 1991 hingga 2002 telah memproduksi total 6,6 juta ton bijih tembaga, 706 ton emas dan 1,3 juta ton perak. Jumlah ini setara dengan US$ 8 milyar.

Membaca kenyataan ini, Papua adalah sesuatu nuu waar ( sumber cahaya yang masih tersembunyi) yang ajaib. Papua menyimpan banyak kekayaan alam dan dengan satu provinsi saja, Papua diperkirakan mampu menjamin kehidupan untuk rakyat Indonesia umumnya dan Papua khususnya. Palinbg tidak Indonesia merupakan negara terkaya di dunia dengan bermodalkan satu propinsi saja yakni di Papua.
Namun Indonesia tetap saja dikenal sebagai negara miskin materi, karena harus menanggung hutang negara kepada IMF dan Bank Dunia. Indonesia juga dikenal miskin moral karena selama ini dicekoki gaya hidup AS dan Eropa yang semuanya bertentangan dengan norma-norma Islam. Lebih menyedihkan lagi, rakyat Papua itu sendiri hidup di bawah garis kemiskinan dan tidak pernah tersentuh peradaban.


Lalu ada apa dengan Papua? Apakah pemerintah pusat meng-anak-tirikan propinsi tersebut?? Adakah pemerintah menelantarkan rakyatnya hingga membiarkan mereka hidup dibawah garis kemiskinan, bodoh, primitif dan mati kelaparan? Ternyata tidak.

Anggaran Belanja (APBD) Papua merupakan salah satu yang terbesar di seluruh Indonesia. Pemerintah Pusat, hingga pada tahun berjalan ini, mengucurkan tak kurang dari Rp 17 Triliun kepada Pemerintah Daerah Papua. Kemudian menyusul tambahan dana Rp 24,4 Triliun pada tahun anggaran 2008.

Dana sebesar itu hanya digunakan untuk menghidupi warga masyarakat Papua yang berjumlah 2 juta jiwa saja. Dalam jumlah tersebut belum termasuk dana-dana bantuan dari Luar Negeri yang masuk melalui PBB dan LSM asing. Namun ternyata jumlah dana yang begitu besar hanya mampu menghantarkan rakyatnya untuk hidup di bawah garis kemiskinan dan tidak terjamah peradaban.

Tampaknya masih ada fakta lain yang masih tersembunyi di bawa permukaan. Bukanlah hal yang mengada-ada bila semua itu terjadi karena misi misionaris bukan hanya sekedar wacana. Mereka terbukti berada dibalik semua fenemona kemiskinan, kebodohan dan keprimitifan rakyat Papua.

Para anggota legislatif dan yudikatif yang bercokol di DPRD dan bahkan anggota Kepolisian Negara RI adalah para penentang berdirinya Islamic Centre. Pada 17 Nopember 2005 yang ikut hadir dalam demo penentang berdirinya Islamic Centre seperti Bupati Manokwari Drs. Dominggus Mandacan, Ketua DPRD Kabupaten Manokwari Moses Mosioi, STh, Dandim 1703 Manokwari Letkol Suyitno dan Kapolres Manokwari AKBP Drs. Pietrus Waine, SH, serta sejumlah anggota DPRD Kabupaten Manokwari. Dibarisan long march terdepan, tampak pendeta-pendeta diantaranya Wakil Ketua Sinode GKI Papua, Pdt Herman Awom. Pernyataan sikap Kristiani Manokwari dibacakan oleh Ketua Badan Pekerja Antar Gereja Pdt I.S. Rumbiak STh. Dengan dalih bahwa penduduk mayoritas rakyat Papua adalah Nasrani. Benarkah?? Karena menurut Junaidi aktivis GP Anshor, selisih penduduk non-Muslim dan Muslim di Manokwari tidak terpaut jauh..

Melihat ada gelagat Islam akan eksis dengan adanya Islamic Centre dan mengungkap kenyataan saat ini yg terjadi di Papua, maka para misionaris menggulirkan isu Papua adalah tanah Kristen. Mereka mengklaim bahwa mayoritas penduduk Papua adalah Nasrani. DPRD Manokwari juga menyiapkan Raperda yang menetapkan Manokwari sebagai kota Injil.

Sebuah pertanyaan besar timbul, benakah masyarakat Papua mayoritas Nasrani?? Ternyata jawabannya, TIDAK!! Menurut salah satu tokoh Islam di Papua, pada tahun 1994, sensus dilakukan pada penduduk Jayapura dan hasilnya 70% Muslim, namun fakta ini ditolak oleh Pemda setempat. Dan menurut tokoh Islam lainya yang juga pengasuh pondok pesantren Darut Taqwa Manokwari, Raperda yang diluncurkan untuk membangun kota Injil adalah bukan murni dirancang oleh Pemerintah Daerah, namun merupakan tekanan dari pihak gereja seluruh Papua.

Hana
Penulis aktif milis INSIST

REAL PARADISE IN PAPUA


"I FOUND the paradise," ungkap Ester wisatawan asal Belanda yang sangat kagum akan keindahan alam di kawasan Kepulauan Raja Ampat, Papua. Lautan Papua sangat kaya organisme laut. Ini disebabkan karena posisi kepulauan Papua yang terletak di Segi Tiga Karang (Coral Triangle) yang terdiri dari Indonesia, Filipina, Malaysia, Papua New Guinea, Jepang, dan Australia. Kawasan Coral Triangle ini dikenal sebagai kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati laut terkaya di dunia.

Ikan paus, kura-kura laut, ikan berbagai warna dan bentuk yang setidaknya terdiri atas 1.084 species, terumbu karang yang masih dalam kondisi sangat baik dan keindahan alam laut, kesemuanya itu dapat disaksikan dengan mata telanjang di Raja Ampat dan Surga Penghuni Laut Dalam di daerah Kaimana Papua Barat. Sungguh keindahan yang sangat luar biasa. Belum lagi penemuan spesies baru baik dari hewan kecil, burung-burung dan tanaman-tanaman langka terus terjadi di Papua.

Tak berlebihan rasanya kalau Papua dikatakan telah membuat jatuh cinta seluruh pelosok dunia. Tidak hanya apa yang tersimpan di wilayah perairannya saja tapi hingga sampai apa yang terkandung di dalam perut buminya. Kekayaan alam Papua yang melimpah ruah ini adalah aset bangsa Indonesia, seharusnya digunakan untuk kemakmuran rakyat Indonesia seluruhnya, rakyat Papua khususnya.


Kekayaan Papua

Di Timika, potensi penambangan emas dan bijih tembaga 200 ribu ton perhari, belum terhitung perak, platina, nikel, batu bara, kapur, marmer, kaolin serta batu gamping. Pegunungan Papua merupakan tambang emas terbesar di dunia dengan nilai cadangan terukur kurang lebih 3.046 ton emas, 31 juta ton tembaga dan 10 ribu ton lebih perak yang masih akan bisa dikeruk hingga 34 tahun mendatang.

Sebagi contoh PT Freeport yang sejak 1991 hingga 2002 telah memproduksi total 6,6 juta ton bijih tembaga, 706 ton emas, dan 1,3 juta ton perak. Jumlah ini setara dengan 8 milyar US$. Katakanlah 1 US$ = 7.100 rupiah (kurs akhir 1999), maka setara dengan 56,8 triliun rupiah. Papua adalah penyumbang emas terbesar nomor 2 untuk industri emas di Amerika Serikat.

Fak-Fak, hutan perawan dengan kayu-kayu jenis amat mahal : merbau, aghatis, meranti, ketapang dan mersawa. Cokelat, cengkeh, pala dan kopi adalah komoditas yang tumbuh subur di sini. Lautan seluas 2.292 km2 dengan panjang pantai 484 mil yang menyimpan berbagai macam kekayaan laut.

Di Sorong, terdapat minyak bumi dalam jumlah sangat besar, nikel di pulau Gag, mutiara di Waigeo, Bantata dan Misol. Seperti halnya di Sorong, batu bara dan gas bumi juga terdapat di Jayapura, Membramo, Yapen Waropen dan terutama Manokwari yang mempunyai deposit terbesar di seluruh daratan Papua.

Merauke, kawasan hutan seluas 11.768.256 Ha yang belum tergarap secara optimal.

Nabire, kota pantai dengan luas 1,4 juta Ha Taman Laut yang menyimpan berbagai spesies laut seperti lumba-lumba, putri duyung, penyu, kura-kura dan ribuan jenis mahluk laut lain.

Belum termasuk daerah-daerah lain dimana menyimpan potensi kekayaan alam yang belum terdeteksi dan tersentuh oleh tangan-tangan manusia. Di sini sarana transportasi adalah hal yang sangat menentukan.

Ironi

Tapi apa fakta di depan mata ? Negara ini memikul hutang yang demikian besar, mayoritas masyarakat Indonesia masih hidup dibawah garis kemiskinan, sektor pendidikan tidak tergarap dengan baik. Tapi ada satu hal yang sesungguhnya sangat mengiris hati. Rakyat Papua ! mereka adalah pemilik kekayaan alam terbesar di muka bumi ini tapi hidup dalam kondisi yang sangat menyedihkan.



Silmy

Sumber : Walhi.or.id ; Charisma Indonesia ed.Des-Jan 2008.

KEMISKINAN DI PAPUA



Di sebuah wilayah yang sangat subur dengan kekayaan alam dan tambang yang luar biasa melimpah, rakyat Papua hidup dibawah garis kemiskinan,dalam kebodohan dan sangat primitif

Meski di tanah leluhurnya terdapat tambang emas terbesar di dunia, orang Papua khususnya yang tinggal di Mimika, Paniai, dan Puncak Jaya pada tahun 2004 hanya mendapat rangking ke 212 dari 300-an lebih kabupaten se Indonesia untuk Indeks Pembangunan Manusia.

Anggaran belanja (APBD) Papua adalah salah satu yang terbesar di seluruh Indonesia. Tahun berjalan ini saja tak kurang dari 17 trilliun rupiah telah dikucurkan oleh pemerintah pusat dan akan disusul dengan 24,4 trilliun rupiah pada tahun belanja yang baru 2008. Jumlah ini belum termasuk dana-dana bantuan dari luar negeri yang masuk melalui PBB dan LSM asing. Lalu apakah dana ini tidak cukup bagi orang Papua yang hanya berjumlah 2 juta jiwa saja ?

Keajaiban Dunia

Sebenarnya sebuah keanehan yang sangat tidak masuk akal, mustahil bisa diterima dengan rasio. Betapa tidak ? Di sebuah wilayah yang sangat subur dengan kekayaan alam dan tambang yang luar biasa melimpah, tapi rakyat Papua hidup dibawah garis kemiskinan, kebodohan dan sangat primitif.

Jika Indonesia disebut sebagai pemilik salah satu dari 7 keajaiban dunia dengan adanya Borobudur di Indonesia, maka bukan Borobudur, tapi kondisi rakyat Papua-lah salah satu ‘keajaiban dunia’ yang sesungguhnya.

Kemiskinan

Secara teori, berdasarkan faktor penyebabnya kemiskinan bisa dikategorikan dalam dua hal, yakni kemiskinan Struktural dan kemiskinan Alamiah. Kemiskinan Struktural atau bisa disebut Man made poverty, adalah kondisi kemiskinan yang lebih disebabkan oleh struktur sosial yang ada yang mencakup tatanan organisasi dan aturan permainan yang diterapkan. Sedangkan Kemiskinan Alamiah banyak disebabkan oleh rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan sumberdaya alam.

Man made poverty

Untuk Papua, kemiskinan struktural adalah salah satu faktornya. Pejabat yang korup, terjadinya kolusi, nepotisme serta diskriminasi. Status otonomi khusus dan otonomi daerah yang diterapkan di Papua sama sekali tidak membawa dampak signifikan, kecuali hanya memperkaya beberapa pribadi yang mabuk oleh gelimang lembaran rupiah yang mereka terima (Charisma, ed.des-jan’08).

Dan ironisnya seperti yang dinyatakan Annie Numberi-istri Freddy Numberi – Menteri Kelautan dan Perikanan (dikutip dari Charisma), mayoritas yang duduk dalam posisi eksekutif dan legeslatif di Papua adalah justru para pendeta. Padahal untuk Papua nilai APBD yang dikucurkan adalah terbesar ke dua di Indonesia. Lalu kemana semua uang tersebut ?

Usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat sudah patut. Lalu bagaimana jajaran pemerintah tingkat daerah ? Seperti kata Gubernur Papua Barnabas Suebu di Den Haag, Sabtu (27/10), diakui adanya kesalahan leadership, adanya mismanagement dan penyalah gunaan dana yang sangat besar di tingkat pemerintah daerah sehingga ia menyebutkan sangat mendesak diwujudkannya good governance yang melayani rakyat dengan sebaik-baiknya.

Kemiskinan Alamiah

Penyebab dominan dari kemiskinan yang lain adalah kondisi dan kualitas sumberdaya manusia yang rendah. Bisa dikatakan rakyat Papua sangat primitif, tidak tersentuh peradaban dan tidak mengenal teknologi. Walaupun alam Papua bagai surga dunia, tetapi dengan sumberdaya manusia yang sangat rendah mustahil mengangkat kesejahteraan mereka. Dan yang terjadi saat ini adalah penindasan hak rakyat Papua, perampokan kekayaan dan pembodohan.

Konflik di Papua lebih disebabkan adanya kecemburuan sosial. Jika saja penduduk asli Papua mampu bersaing dengan pendatang dan rakyat Papua mampu menjadi tuan di tanah mereka sendiri maka kecemburuan otomatis tidak akan terjadi. Jika dikatakan hambatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan dan pendidikan rakyat Papua disebabkan letak geografis dan sarana transportasi, apakah dana sebesar 17 triliun yang pada tahun 2008 ini menjadi 24 triliun, kurang ?

Yahukimo, pembentukan opini

Sebuah media menyebutkan bencana kelaparan terjadi di Kabupaten Yahukimo Irian Jaya. Diumumkan korban tewas 55 orang, 112 orang sakit berat dan 15 ribu penduduk kelaparan. Bahkan sebuah Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Papua untuk Hak Asasi Manusia menyebutkan jumlah korban meninggal 154 orang sejak 11 November 2005.

Jika dilihat, kondisi wilayah Yahukimo memang tidak bersahabat, bahkan dikatakan dihuni oleh masyarakat nomad abad 21 (the stone age periode society in 21st century). Secara geografis berada di titik tengah pegunungan Papua, sehingga terisolasi. Penduduk setempat masih menggunakan koteka sebagai pakaian tradisional, sistem perekonomian masih primitif, sangat bergantung pada alam, sama sekali belum mengenal intensifikasi, ekstensifikasi atau bahkan diversifikasi komoditas pangan.

Angka kematian di Papua sebesar 55 orang diakhir tahun 2005 dikatakan sebagai akibat dari kelaparan yang melanda wilayah Yahukimo. Dampak dari ketidakpedulian pemerintah Indonesia yang hanya mengeruk keutungan saja dari Papua. Tapi ketika berita tersebut diteliti lebih lanjut ternyata kondisi di lapangan tidak memberikan kenyataan yang sama.

Menkokesra membantah. Menkes memberikan data yang lain dari penyebab kematian 55 orang tersebut. Beberapa sumber yang asli orang sana pun mengatakan fakta kematian memang ada tapi penyebab berbeda-beda, permasalahan yang kompleks sehingga bencana tersebut tidak bisa ditumpangkan demikian saja sebagai kesalahan pemerintah pusat.

Disisi lain, Papua menjadi perhatian dunia, kondisi kelaparan di Yahukimo sengaja di blow-up sebagai komoditas politik untuk mengusung disintegrasi bagi pihak-pihak yang menginginkan melepaskan diri dari NKRI. Pemerintah Indonesia dianggap hanya mengeruk kekayaan Papua, gagal menangani kesejahteraan mereka yang di Papua. Bahkan lebih jauh lagi, pemerintah Indonesia dianggap sebagai menjajah rakyat Papua.

(silmy kaffaah – berbagai sumber)

AMBISI GEREJA YANG TAK KESAMPAIAN

PERDA MANOKWARI
AMBISI GEREJA YANG TAK KESAMPAIAN

Raperda ini bukan murni dirancang oleh pemerintah daerah, namun merupakan
tekanan dari pihak gereja seluruh Papua
Upaya kristen membendung perkembangan ummat Islam terlihat sangat jelas.
Di daerah Manokwari, Papua, sedianya akan dibangun Islamic Center pada tahun 2005 yang lalu tapi akhirnya batal. Rencana pembangunan Islamic Center ini berdasarkan kebutuhan masyarakat setempat. Artinya disana Muslim telah menjadi mayoritas, tapi pihak Kristen tidak membiarkan pembangunan ini dengan opini yang telah mereka kembangkan sekian lama bahwa Papua adalah tanah kristen.

Ide tentang Kota Manokwari sebagai kota Injil muncul pertama kali pada 17 November 2005 saat demo masyarakat menentang pembangunan Islamic Center di Manokwari. Kemudian muncul lagi ke permukaan pada 7 Maret 2007. Rupaya telah mereka godok selama dua tahun untuk menjadi sebuah rancangan peraturan daerah (raperda).

Anehnya ketika bola panas ini bergulir dan menuai protes, pihak pemerintah daerah, eksekutif maupun legeslatif saling mengelak. Pihak gerejapun yang awalnya sangat getol bahkan memimpin demo dan mereka juga yang membacakan petisi di depan gedung DPRD malah berbalik haluan. Mereka berlomba-lomba mengeluarkan pernyataan menolak Raperda tersebut.

Pasal Diskriminatif Raperda Manokwari

Butir 14 Ketentuan Umum : Injil sebagai kabar baik
Pasal 25 : Pembinaan mental memperhatikan budaya lokal yang menganut agama Kristen.
Pasal 26 : Pemerintah dapat memasang simbol agama di tempat umum dan perkantoran.
Pasal 30 : Melarang pembangunan rumah ibadah agama lain jika sudah ada gereja.
Pasal 37 : Melarang busana yang menonjol simbol agama di tempat umum.

Akibat dari pasal-pasal tersebut :
- Melarang pemakaian busana muslimah ditempat umum
- Melarang pembangunan masjid di tempat yang sudah ada gereja
- Melarang Azan
- Membolehkan pemasangan simbol salib di seluruh gedung perkanoran dan tempat umum.

Dukungan pemda dan gereja

Dalam demo menolak Islamic Center, 17 November 2005, turut hadir petinggi-petinggi daerah antara lain Bupati Manokwari Drs Dominggus Mandacan, Ketua DPRD Kabupaten Moses Mosioi, STh, Dandim 1703 Manokwari Letkol Suyitno dan Kapolres Manokwari AKBP Drs Pietrus Waine, SH. Serta sejumlah anggota DPRD Kabupaten Manokwari.

Di barisan long march terdepan, tampak pendeta-pendeta diantaranya, Wakil Ketua Sinode GKI Papua, Pdt Herman Awom. Pernyataan sikap Kristiani Manokwari dibacakan oleh Ketua Badan Pekerja Antar Gereja Pdt I.S Rumbiak S Th.

Sekarang, aksi cuci tangan

Wakil Ketua DPRD Manokwari, Amos H May mengatakan, bahwa usulan Raperda hanyalah pokok pikiran yang diusung unsur gereja dan sejumlah pakar, ”Bentuknya baru berupa pokok pikiran, bukan raperda karena tidak diusulkan eksekutif dan legeslatif,” Kamis (22/3/07). Namun ia juga mengakui bahwa usulan tersebut sudah masuk ke eksekutif.

Pendeta Weinata Sairin, wakil sekertaris PGI menyatakan, ”PGI tetap menolak perda atau raperda yang berbasis agama, karena hal itu menimbulkan diskriminasi.” Rabu ( 28/3/07). Pastor Benny Susetyo, sekertaris eksekutif Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan KWI pada hari sebelumnya juga memberikan pernyataan yang sama, ”Pada dasarnya KWI menolak setiap perda yang berbasis agama termasuk Raperda Kota Injil di Manokwari.”

Lalu siapa dalang Perda Manokwari Kota Injil ?

Siapa yang menjadi dalang kiranya sudah cukup jelas jika merunut lagi pada kejadian dua tahun yang lalu. Tapi munculnya gagasan Kristenisasi struktural dengan mengklaim diri punya otoritas menjadikan Injil sebagai perda untuk membangun Kota Injil Manokwari, jelas merupakan suatu kebohongan besar dan ada agenda lain terhadap keutuhan NKRI.

Sebuah opini yang dipaksakan, dikatakan bahwa Papua adalah tanah Kristen. ”Umat Protestan (saja) berjumlah lebih dari setengah penduduk Papua. Katolik adalah mayoritas di bagian selatan dan Manokwari terletak di bagian utara.” Ungkap website resmi mereka, Mirifikca e-News.

Tapi menurut Junaidi aktivis GP Anshor, selisih penduduk non-Muslim dan Muslim di Manokwari tidak terpaut jauh. Ustad Fazdlan Garamatan kepada ARANA (6/1/08) mengungkap bahwa pada tahun 1994, sensus dilakukan pada penduduk Jaya Pura dan hasilnya 70% adalah Muslim. Fakta ini ditolak oleh pemda setempat.

”Raperda ini bukan murni dirancang oleh pemerintah daerah, namun merupakan tekanan dari pihak gereja seluruh Papua,” kata Ustd. Aliyuddin Abdul Aziz, tokoh Islam dan pengasuh Pondok Pesantren Darut Taqwa Manokwari.

Menanggapi sikap penolakan PGI dan KWI serta kalangan gereja yang lain terhadap Raperda tersebut, Ustad. Aliyuddin mengatakan, ” Ini hanya kamuflase. Karena saat awal-awal beredarnya Raperda ini, pihak gereja seakan acuh. Malah mereka bilang bahwa Raperda ini dimunculkan pihak ketiga (provokator) untuk mengadu-domba kehidupan beragama di Manokwari. Namun setelah kami desak, akhirnya mereka mengaku bahwa mereka merancang Raperda ini.”

Lalu bagaimana kondisi masyarakat Papua sekarang ? Menurut Junaidi, sejauh ini situasi masih damai dan tenang. ”Warga juga tak menghendaki Raperda yang membuat hidup rukun kami jadi bermusuhan.”
Pernyataan terakhir ini perlu kiranya untuk digaris bawahi, “Warga juga tak menghendaki Raperda…”, inilah kondisi atau fakta yang ada. Isue kebutuhan rakyat Papua akan Raperda, menunjukkan adanya kepentingan segolongan kecil masyarakat yang mengatasnamakan rakyat Papua. Sedangkan apa yang mereka suarakan justru bertentangan dengan aspirasi rakyat Papua yang sebenarnya.

Terbuktilah, bahwa Raperda tersebut bukan aspirasi dan kebutuhan rakyat Papua !

Silmy Kaffah.
Sumber : Hidayatullah, Mirifica e-news, swara muslim, republika.

DEMO KRISTEN MENOLAK ISLAMIC CENTER DI MANOKWARI



Dengan merunut ke belakang, ternyata tuntutan agar Manokwari dijadikan kota
Injil mengemuka setidaknya sejak dua tahun lalu, yakni saat ribuan warga
melakukan demonstrasi menentang pembangunan masjid raya dan Islamic center di kota itu, 17 November 2005.
Ribuan warga kristen berkumpul di Gereja Maranatha, Jalan Merdeka, Manokwari. Hari Kamis, 17 November 2005 saat itu mereka sudah berkumpul sejak jam 07.00 WIT. Maksudnya, untuk melakukan unjukrasa penolakan terhadap pembangunan Masjid Raya / Islamic Center di kota tersebut.
Unjuk rasa dilakukan dalam bentuk long march ke Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Irian Jaya Barat (IJB). Mereka menyampaikan pernyataan sikap menentang pembangunan Masjid Raya dan Islamic Centre, tapi sebelumnya terlebih dahulu dilakukan ibadah dan menggelar doa di dalam gereja Maranatha.

Selain memadati ruangan gereja, ribuan massa tersebut juga memadati halaman gereja tersebut. Tampak di luar Gereja turut hadir petinggi-petinggi di daerah ini, antara lain, Bupati Manokwari Drs Dominggus Mandacan, Ketua DPRD Kabupaten Moses Mosioi, STh, Dandim 1703 Manokwari Letkol Suyitno dan Kapolres Manokwari AKBP Drs Pietrus Waine, SH. Serta sejumlah anggota DPRD Kabupaten Manokwari. Para pejabat tersebut duduk di halaman gereja sambil menunggu pelaksanaan ibadah.

Ibadah selesai sekitar pukul 09.00 WIT, ribuan massa mulai meninggalkan gedung gereja dan menuju kantor DPRD IJB yang berjarak kurang lebih 700 meter dari Gereja Maranatha. Di barisan depan, tampak pendeta-pendeta diantaranya, Wakil Ketua Sinode GKI Papua, Pdt Herman Awom, kemudian di belakang disusul para jemaat. Mereka berjalan sambil menyanyikan lagu-lagi rohani.

Di halaman kantor DPRD, massa diterima langsung Ketua DPRD Jimmy Demiasnus Iji, Wakil Ketua II H Ismail dan sejumlah anggota DPRD lainnya. Tampak pula Bupati, Kapolres, Dandim serta pejabat teras lainnya. Sebelum Ketua DPRD IJB memberikan tanggapan atas aspirasi, terlebih dahulu Ketua Badan Pekerja Antar Gereja, Pdt I.S Rumbiak S Th, membacakan pernyataan sikap umat Kristen Manokwari. Antara lain, yang paling utama adalah menolak pembangunan Mesjid Raya dan Islamic Center. Mereka juga meminta pemerintah untuk membubarkan panitia pembangunan mesjid raya dan Islamic center. Untuk memperkuat hal tersebut mereka juga mendesak kepada DPRD IJB dan Kabupaten Manokwari untuk segera membuat dan menetapkan peraturan daerah (Perda) tentang Manokwari sebagai Kota Injil.

Meskipun begitu, mereka juga meminta pihak DPRD IJB dan Manokwari untuk segera menyelenggarakan dialog antar umat beragama untuk membangun persepsi yang sama tentang kota Injil Manokwari dan Papua sebagai zona damai. Usai membacakan pernyataan sikap selanjutnya Ketua DPRD IJB dan kabupaten memberikan tanggapan. Setelah itu, yang dipimpin Pdt Dimara, mereka kembali menggelar doa, usai berdoa secara tertib mereka meninggalkan halaman kantor DPRD. Selanjutnya mereka kembali ke Gereja Maranatha untuk melakukan ibadah.



  • Note :
    Turut hadir petinggi-petinggi di daerah ini, antara lain, Bupati Manokwari Drs Dominggus Mandacan, Ketua DPRD Kabupaten Moses Mosioi, STh, Dandim 1703 Manokwari Letkol Suyitno dan Kapolres Manokwari AKBP Drs Pietrus Waine, SH. Serta sejumlah anggota DPRD Kabupaten Manokwari.

    Di barisan depan, tampak pendeta-pendeta diantaranya, Wakil Ketua Sinode GKI Papua, Pdt Herman Awom.

    Ketua Badan Pekerja Antar Gereja Pdt I.S Rumbiak S Th membacakan pernyataan sikap umat Kristiani Manokwari.

Silmy Kaffah
Sumber : infoPapua.com

Mengapa muncul Raperda berbasis Injil di Manokwari

Sedangkan pendatang yang Islam, mereka tekun bekerja, bangun diwaktu subuh dan mencari nafkah hingga ke pedalaman Papua bahkan menetap disana. Mereka menjadi contoh yang baik..
Izin pembangunan Islamic Center di Manokwari rupanya menjadi sebuah hentakan hebat yang membangunkan kaum gereja. Betapa tidak, selama ini mereka terlena dengan opini yang mereka tebar bahwa Papua adalah tanah Kristen, mayoritas masyarakat Papua adalah umat Kristiani.

Ternyata fakta di lapangan jauh dari bayangan mereka. Perkembangan Islam demikian pesat di Papua. Untuk tahun 1994 saja di Jayapura, jumlah penduduk muslim mencapai 70%, namun hasil sensus independen ini ditolak Pemda setempat.

Bola panas Raperda Kota Injil telah bergulir dan mendatangkan gelombang protes yang sangat besar di Indonesia. Lalu pihak Pemda dan Gereja buru-buru menolak mengakui dan bahkan berusaha mencari kambing hitam dengan mengatakan bahwa ide Raperda Kota Injil adalah rekayasa oknum yang berusaha memecah belah NKRI. Maka saat ini Arana akan mengutip sebuah artikel yang beredar di internet, yang dikeluarkan oleh OBOR INDONESIA, Pusat Artikel Kristiani.

Artikel yang ditulis oleh R.Mandagie ini berusaha menganalisa dan menjelaskan alasan mengapa muncul Raperda berbasis Injil di Manokwari. Menurut dia, Perda berbasis Injil di Manokwari muncul karena kebutuhan. ”Pendalaman Injil ditanah Papua sangat dibutuhkan.” Ia juga menyayangkan masih banyaknya tokoh-tokoh Kristen yang berdomisili di luar Papua menilai keberadaan Raperda berbasis Injil di Manokwari sebagai akibat munculnya Perda Syariat Islam di beberapa wilayah Indonesia yang lain.

Menurut R.Mandagie ada beberapa faktor yang menjadi alasan perlunya keberadaan Raperda Kota Injil di Manokwari. Alasan tersebut antara lain,

Kristen di luar Papua cuek
Tokoh-tokoh Kristen yang berada di luar Papua kurang memperhatikan orang-orang Kristen terbelakang di Papua. Adapun pendatang yang kebetulan juga kristen, mereka hanya tertarik untuk mencari nafkah karena memang Papua kaya dengan sumber daya alam, tanpa memperdulikan kehidupan warga Kristen disana.

Islam lebih simpatik
Sedangkan pendatang yang Islam, mereka tekun bekerja, bangun diwaktu subuh dan mencari nafkah hingga ke pedalaman Papua bahkan menetap disana. Mereka menjadi contoh yang baik. Dan keberadaan muslim Papua ini justru mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak terutama sesama saudara muslim di luar Papua.

Otonomi khusus
APBD otonomi khusus yang besar tidak mengubah karakter penduduk asli Papua, malah sudah banyak terlihat sebagian dana otonomi itu dipakai untuk membeli ”dosa”.

Kerja misionaris
Kwalitas penginjilan misionaris Kristen Papua sekarang kurang dibanding yang dahulu.

Pendatang di Manokwari
Lokasi wilayah kabupaten Manokwari yag berdekatan dengan daerah eksplorasi gas alam terbesar di Indonesia menyebabkan banyaknya pendatang yang mencari nafkah disana. Ini perlu mendapat perhatian khusus karena berdampak merosotnya iman Kristiani masyarakat.

Karena klaim sejarah
Karena sejarah menulis bahwa kristen lah agama yang pertama kali masuk Papua lewat Manokwari, maka perlu dibuat suatu aturan yang melindungi eksistensi agama Kristen.

Selain R.Mandagie, Pendeta Sherli Parinusa juga punya pendapat yang senada. Menurutnya perda tersebut tidak bernuansa sara tapi bermaksud menghargai kekhasan yang ada. ”Mungkin ada tafsiran yang katakan perda ini akan sara. Tetapi tujuan sebenarnya tidak, ini hanya mengedepankan kekhasan agar dihargai, misalnya di Aceh ada Serambi Mekkah. Kita katakan Manokwari sebagai kota Injil dengan mengedepankan sebagai Kota Perdamaian, kebenaran toleransi bersama”.

Dari sini terbaca bagaimana pendapat mereka tentang Raperda Kota Injil yang ternyata di wilayah interen mereka juga masih berselisih. Dan kalau mereka menuding dengan alasan bahwa Raperda Kota Injil adalah ciptaan oknum yang sengaja mau memecah belah NKRI, rupanya itu hanya sekedar alasan saja.



Silmy Kaffah
Sumber : Obor Indonesia, Radio Nederland Worldwide

ISLAM AGAMA ASLI ORANG PAPUA

Fak-fak boleh dikatakan sebagai "serambi Mekkah" selain yang di Aceh. Kawasan ini adalah pemasok muballigh dan guru agama ke pelosok-pelosok Irian Jaya. Ribuan komunitas muslim dari kalangan pribumi juga tersebar di 14 tempat terpisah di Kabupaten Jayawijaya.

Jika menyebut "Papua", yang terlintas di benak adalah suku-suku primitif yang telanjang. Tanah orang Kristen. Sehingga kemudian sampai pada pertanyaan, "Memang di Papua ada Islam ?".

Itulah beberapa opini yang ternyata sengaja dibentuk untuk mencitrakan bumi Cendrawasih ini. Mengapa demikian ? Hal ini berkaitan erat dengan kekayaan bumi yang dimiliki tanah Irian yang menyedot perhatian banyak pihak untuk mewujudkan masing-masing kepentingannya disana.

Jauhnya perjalanan menuju Irian bisa jadi salah satu faktor yang menghambat dakwah Islam disana. Dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya membutuhkan waktu 7 hari mengarungi lautan untuk sampai di Irian. Atau 8 jam perjalanan dengan pesawat dari Jakarta untuk tiba di kawasan paling timur Indonesia tersebut.

Adakah Islam di Irian ?
Sebuah pertanyaan yang skeptis, "Adakah komunitas pribumi penganut Islam ?". Pertanyaan semacam ini bukanlah hal aneh mengingat sangat sedikitnya pengetahuan masyarakat umum di luar Papua tentang Islam di Irian Jaya. Orang tidak akan heran jika dikatakan Papua identik dengan Kristen atau Papua adalah Kristen. Semenjak heboh Perda Manokwari timbul juga opini salah di masyarakat yang menganggap memang di Irian Jaya jumlah pemeluk Kristen mencapai 60% lebih, artinya muslim memang minoritas disana.

Islam agama nenek moyang Papua !
Wah, ini baru menarik !. Lalu apa yang sudah terjadi selama ini ? Sebuah pembentukan opini, penutupan fakta sejarah yang dilakukan dengan sangat rapi. Di Irian Jaya yang jumlah total populasinya sekitar 2,4 juta jiwa.

Jumlah muslim sekurang-kurangnya adalah 900 ribu orang. Gubernur pertama Irian Jaya adalah seorang muslim yakni H.Zainal Abidin Syah (1956-1961) yang merupakan Sultan Tidore. Disusul Gubernur muslim lainnya, P.Parmuji, Acup Zaenal, Sutran dan Busiri. Sejak setelah Gubernur Busiri hingga sekarang, Kepala Daerah selalu dijabat oleh Kristen.

Saat ini disejumlah tempat misalnya, Kokas, Kaimana, Patipi, Rumbati dan Semenanjung Onin komunitas muslim semakin berkembang. Di Kabupaten Sorong sejumlah daerah yakni Waigeo, Misool, Doom, Salawati, Raja Ampat dan Teminabuan terdapat Kampung Islam. Di Manokwari kampung Islam terdapat di Bintuni, Babo dan Teluk Arguni. Di kabupaten Jayawijaya perkampungan Islam terdapat di Walesi, Hitigima, Kurima, Megapura, Kurulu, Assogima, dll.

Fak-fak boleh dikatakan sebagai "serambi Mekkah" selain yang di Aceh, karena kawasan ini adalah pemasok muballigh dan guru agama ke pelosok-pelosok Irian Jaya. Ribuan komunitas muslim dari kalangan pribumi juga tersebar di 14 tempat terpisah di Kabupaten Jayawijaya. Seperti di Desa Walesi dengan kepala sukunya Bapak H Aipon Asso, di sana terdapat 600 Muslim yang masuk Islam 26 Mei 1978.

Efek domino syahadat terus merambat ke Megapura. Di sana terdapat 165 Muslim penduduk asli yang dipimpin oleh kepala sukunya yang bernama Musa Asso. Komunitas Muslim asli juga terdapat di berbagai kecamatan seperti di Kurulu 61 orang, Kelila 131 orang, Bakondidi 57 orang, di Karubaga 59 orang, di Tiom 79 orang, di Makki 40 orang, di Kurima 18 orang, di Assologima 184 orang, di Oksibil 20 orang, di Okbibab 10 dan di Kiwirok 15 orang. Sedang di kota Wamena sendiri sekalipun bercampur dengan para pendatang dari Jawa, Bugis dan Sumatera jumlah komunitas Muslim di sini mencapai tidak kurang dari 5000 orang.

Dari kalangan kepala suku dan pendeta yang masuk Islam selain H.Aipon Asso dan Mussa Asso di atas, sebagian dapat disebutkan di sini seperti Ismail Yenu(68), seorang Kepala Suku Besar Yapen-Waropen Manukwari; Wilhelmus Waros Gebze (53), Kepala Suku Marin di Merauke; dan Romsumbe, pendeta yang masuk Islam bersama 4 orang anaknya di Biak Numfor.

Bersatunya dua ormas besar
Satu hal yang menggembirakan, dan harusnya menjadi panutan seluruh muslim di Indonesia yakni di sini ada pemandangan menyejukkan dengan "bersatunya" dua ormas terbesar, NU dan Muhammadiyah di dalam sebuah institusi pendidikan. Kedua ormas yang di luar tempat ini (Papua) kerap ribut, di sini mereka membentuk yayasan gabungan bernama Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) pada 15 Desember 1968.

Keberadaan Yapis ini bukan saja mendapat respon positif dari kalangan Muslim, tapi juga orang tua non-Muslim. Banyak dari mereka yang menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah ini dengan alasan bervariasi antara lain: disiplin yang tinggi dan melarang murid untuk mabuk-mabukkan, sementara mabuk merupakan budaya sebagian masyarakat yang masih terasa sulit dihilangkan.

Saat ini kedudukan Yapis di mana masyarakat Papua hampir sama sejajar dengan Lembaga Pendidikan Kristen Kristus Raja. Ada ratusan sekolah di bawah naungan
Yapis dan dua Perguruan Tinggi ( STIE dan STAIS ) yang bernaung di bawah bendera Yapis. Selain NU dan Muhammaddiyah sejumlah institusi dakwah dapat disebutkan di sini seperti Dewan Dakwah Islamiyah, Hidayatullah, Persatuan Umum Islam, LDII, Pondok Pesantren Karya Pembangunan dll.

Nah, apakah Papua negeri tanah Kristen ??? Papua negeri Muslim!


Silmy Kaffaah
Sumber : Hidayatullah, Swara Muslim, Pikiran Rakyat, dll.

Bukan PAPUA Tapi NUU WAAR


Para missionaris datang pertama kali dengan alasan pendidikan, kesehatan dan
agama. Akan tetapi apa kenyataan yang ada ? Mereka justru men-drop minuman
keras..


Awal Kristen masuk Irian
”Kehadiran Missionaris di Irian tidak membangun peradaban manusia !”, demikian yang dikatakan Ust.Fadzlan Garamatan kepada ARANA, dalam menanggapi kiprah yang sudah diukir oleh missionaris sejak menginjakkan kaki di bumi Papua pada 5 Februari 1855.

Missionaris masuk ke Irian atas jasa Sultan Tidore. Dua pendeta dari Jerman, C.W Ottow dan Johann Gottlob Geissler ini mendarat di Mansinam atau Manokwari. Ketika mereka datang ternyata sudah banyak komunitas Islam disana. ”Bagi orang Kristen tanggal itu adalah pertama kalinya Kristen masuk ke Irian, tapi bagi kami itu adalah pemurtadan pertama di Irian”, tegas ustad yang terkenal dengan julukan ’ustad sabun’ ini, yang serius menggarap dakwah Islam di Irian.

Dua orang zendeling-werklieden Jerman ini menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Papua setelah menempuh perjalanan panjang dari Eropa dengan kapal Abel Tasman pada 25 Juni 1852 melalui Tanjung Harapan dan tiba di Batavia pada 7 Oktober 1852, kemudian berlayar ke Makasar, Ternate sebelum akhirnya tiba di Mansinam (Manokwari) pada 1855. Tujuan awal mereka adalah membeli rempah-rempah. Nama dua orang penginjil ini diabadikan sebagai nama satu gereja di Kota Manokwari. Karena jasanya menyebarkan kristen keduanya dinobatkan sebagai ”Rasul Irian Barat” oleh gereja.

Islam di Papua sejak 1214 M
Islam masuk Irian atas jasa Syeh Iskandar Syah dari Samudera Pasai pada abad ke-13 Masehi tepatnya 17 Juli 1214. Sedangkan Samudera Pasai sendiri telah mengenal Islam sejak abad ke-7 Masehi. Dakwah Islam dari Samudra Pasai bergerak ke Philipina dan masuk ke Maluku Utara. Sehingga pada abad 18M Sultan Tidore datang, Islam sudah ada di Irian.

Pada waktu itu namanya bukan Irian atau Papua tapi nama aslinya adalah NUU WAAR, yang artinya "negeri yang menyimpan cahaya rahasia” hal ini berkaitan dengan sejarah perkembangan Islam di sana. Pengubahan nama ini sengaja dibuat demikian untuk membentuk opini bahwa rakyat Irian berbeda dengan orang Sulawesi, Jawa, karena mereka hitam, kriting. Sulawesi, Jawa adalah Islam dan rakyat Irian bukan seperti mereka, demikian yang sengaja ditanamkan pada rakyat Irian.

Istilah "Irian" menurut bahasa Fak-fak artinya negeri yang besar. Datangnya Ibnu Battutah 1517 ke sana melihat orang telanjang sehingga disebutlah sebagai negeri "Arian" yang artinya telanjang. Kemudian di tetapkan di Konferensi Malino th.1963 menjadi IRIAN (Ikut Republik Indonesia Anti Nederland). Tapi oleh Gus Dur dengan alasan yang sarat kepentingan Politik dan Gereja dia menetapkan kembali ke istilah "Papua". Kembalinya ke nama Papua bukanlah pilihan rakyat Papua.

Pembodohan sistematis
”Kedatangan para missionaris ke Papua kata mereka dengan alasan pendidikan, kesehatan dan agama. Akan tetapi apa kenyataan yang ada ? Mereka justru men-drop minuman keras”, tegas ustad Fadzlan pendiri Yayasan Al-Fatih Kaafah Nusantara (AFKN).

Ucapan beliau tidak berlebihan dan memang dalam gereja sendiri minuman beralkohol adalah salah satu item yang tidak boleh ditinggalkan dalam upacara ekaristi. Dalam Bibel tidak ada larangan mengkonsumsi minuman beralkohol, justru merupakan ritual suci dalam gereja. Para pastor dan pendeta pun menganjurkan jemaatnya untuk minum.

Para missionaris juga tidak mendidik masyarakat adat untuk meninggalkan koteka, yang ada justru mereka melestarikannya. Beliau menambahkan, ”Koteka adalah pemahaman yang sengaja dibangun oleh missionaris dan itu dipelihara dibuat sebagai kebudayaan, dianggap sebagai lebih baik, padahal itu pembodohan !!. Jangan kan Koteka, mandi dengan minyak babi dianggap kebudayaan”.

Rupanya ada suatu upaya pembodohan yang sistematis untuk membuat rakyat Irian kemudian menjadi seperti suku Aborigin. Memanjakan mereka dengan minuman-minuman keras sehingga mereka rusak secara mental dan fisik. Pada gilirannya, suatu saat, dengan mudahnya mereka akan dimusnahkan.

Misionaris tidak diterima
Aksi missionaris di Papua tidak begitu saja di terima oleh warga adat setempat. Warga adatpun melakukan perlawanan terhadap aksi kristenisasi yang mereka lakukan. Sebagai contoh antara lain: Bruno de Leeuw berkebangsaan Belanda dan Stanley Dale dari Australia. Kedatangan mereka berdua tidak disenangi oleh kalangan suku Yali yang berdiam di wilayah selatan lembah Baliem. Tubuh mereka dilukai dengan anak panah dan dibuang ke tengah rawa-rawa.

Gert Van Enk dari Belanda, selama 5 tahun menjalankan tugas missionaris di daerah Korowai yang oleh kalangan missi kerap dijuluki sebagai ”Neraka Bagian Selatan”. Gert berasal dari Protestan saat itu ia membaptis 3000 penduduk Korowa. Karena ia tidak terlebih dahulu melapor pada kepala suku, maka ia diserang dengan anak panah hingga tubuhnya penuh luka-luka.

Willy Waley, missionaris asal Amerika, sudah 30 tahun malang melintang di pedalaman Papua, ia menuturkan bahwa beberapa orang seniornya telah dibunuh dan tubuhnya di makan oleh suku kanibal.

Missionaris dana dukungan internasional
Perlu dicatat, sesungguhnya dukungan gereja-gereja internasional untuk gerakan missionaris di Irian tidak tanggung-tanggung. Mereka merambah bumi Papua dengan pengadaan pesawat-pesawat terbang khususnya untuk daerah-daerah yang sukar dijangkau. Saat ini banyak perusahaan penerbangan milik missionaris hadir di Papua.

Di antaranya Nederland Nieuw Guinea Luchvaart Maatschappij (NNGLM) yang menyelenggarakan penerbangan rutin antara Jayapura, Biak, Manokwari, Sorong, Merauke dan Jayawijaya dengan pesawat DC-3. Disusul kemudian perusahaan penerbangan Kroonduif dan Koniklijk Luchvaart Maatschappij (KLM) untuk penerbangan luar negeri dari Biak. Sudah sejak tahun 1950 lapangan terbang Biak menjadi lapangan Internasional. Selain penerbangan itu masih terdapat penerbangan yang diselenggarakan oleh misi Protestan yang bernama Mission Aviation Fellowship (MAF) dan penerbangan yang diselenggarakan oleh misi Katholik yang bernama Associated Mission Aviation (AMA). AMA melayani penerbangan ke pos-pos penginjilan di daerah pedalaman. Pesawat inilah yang dikabarkan jatuh hari Kamis (5/1/2006) di Omba, Kecataman Burmey, Pegunungan Bintang, Papua.

Missionaris hanya kedok
Sebuah pertanyaan besar muncul, dengan semua sarana canggih yang mereka miliki sehingga bisa merambah seluruh pelosok wilayah Papua, apa sesungguhnya yang sudah mereka lakukan ? Mengapa masih banyak suku primitif ? Mengapa masih banyak yang mengenakan koteka ?

Bukankah mereka ini (missionaris) sudah bergerak di Papua selama lebih dari 151 tahun ? Apa saja yang mereka lakukan selama itu ? Ataukah missionaris hanyalah kedok ? Tujuan utama mereka adalah meneliti dan mendata kekayaan bumi Papua. Kemudian menyusun strategi, menunggu saat yang tepat untuk melepaskan Papua dari pangkuan bumi pertiwi Republik Indonesia.

Kembali tentang orang pedalaman Irian Ust.Fadzlan yang bernama lengkap M Zaaf Rabbani Al-Garamatan, mengatakan, ”Padahal orang pedalaman kalo kita bina mereka, akan merupakan cahaya-cahaya yang berbinar binar...dan banyak orang Wamena yang begitu jadi muslim....subhanallah...mereka adalah mutiara-mutiara iman dari timur yang tersimpan.”
”Untuk itu perlu ada penyentuhan, perlu membangun peradaban, perlu dimulai dengan sebuah pendekatan. Biarpun kita dipanah, terimalah panah sebagai tanda sebagai motivator, datangi mereka ucapkan ’terimakasih anda telah memanah saya, tapi saya ingin terimakasih ini tidak terputus hanya disini’, pasti mereka akan menangis terharu ...mereka juga manusia kan !”, katanya.



Silmy Kaaffah
Dikutip dari hasil wawancara dengan Ustad. Fadzlan Garamatan.
Sumber lain : Charisma, Hidayatullah, dll.

AUSTRALIA SPONSORI PAPUA MERDEKA

Perpera (penentuan pendapat rakyat) tahun 1969 atau "Act of Free Choice 1969" berakhir dengan mayoritas rakyat Papua seperti di Merauke, Wamena, Nabire, Fakfak, Sorong, Manokwari, Biak, Jayapura, memilih bergabung bersama NKRI. Di mata PBB dan dunia keputusan ini telah final. Hingga saat inipun pendapat mayoritas rakyat Papua masih sama dengan 39 tahun yang lalu.

Mereka adalah bagian tak terpisahkan dari NKRI. Tapi anehnya suara tuntutan Papua Merdeka terdengar nyaring di luar negeri. Dan yang lebih aneh lagi, pelaku demo / kampanye itu bukan warga Papua tapi didominasi bule-bule Australi. Lalu siapa yang berkepentingan dengan merdekanya Papua ?

Kasus pemberian visa menetap oleh pemerintah Australia terhadap 42 pencari suaka Papua, sempat memicu ketegangan antara Indonesia dan Australia. Ketegangan tersebut berangsur surut dengan Perjanjian Keamanan Australia dan Indonesia yang ditandatangani bersama di Lombok, Nusa Tenggara Barat, 13 November 2006. Perjanjian ini adalah penegasan pengakuan Australia akan integritas Papua ke dalam NKRI.

Alih-alih menjadi semakin kondusif, LSM-LSM Australia malah membuat kampanye besar-besaran yang didanai oleh penguasaha Australia Ian Malrose, Clemens Runwery dan Hugh Lunn. Aksi kampanye itu menuntut dilepaskannya Papua dari Indonesia. Kampanye Papua Merdeka ini ditayangkan terutama Stasiun TV CHannel 10 sepanjang hari.

Kelompok yang bernama Free West Papua Action for Human Right in Papua ini meminta dukungan rakyat Australia memerdekaan Papua dari Indonesia. Isu yang mereka tonjolkan adalah pelanggaran HAM terhadap rakyat Papua oleh pemerintah Indonesia. Kampanye hitam terhadap Indonesia tersebut dilakukan secara terus menerus melalui iklan televisi pada Maret 2006.

Perjanjian Keamanan di Lombok dianggap sebagai penghambat hak demokrasi rakyat Australia untuk menyuarakan dukungannya pada kemerdekaan Papua dari Indonesia. Perjanjian itu membatasi HAM rakyat Australia untuk mencampuri urusan dalam negeri Indonesia. Mereka meminta agar Pemerintah Australia membatalkan Perjajian Damai Lombok tersebut.

Berikut foto-foto kegiatan mereka,




Melawan Penjajah Indonesia


Bersatu untuk melawan dan menolak Indonesia. Menolak taat pada aturan dan
undang-undang buatan Indonesia yang menjajah Papua dan mencuri harta kekayaan alam Papua…
Fitnah dan kebencian rakyat Papua terhadap warga non Papua terutama jawa, terhadap menjadi bagian dari wilayah Republik Indonesia, terhadap pemerintah, memang sengaja disebar luaskan, mengapa ? Apa maksudnya ? Siapa dalang balik semua ini ?

“Indonesia adalah kaum penjajah Papua”, demikianlah fitnah yang sengaja disebar oleh kalangan separatis pada masyarakat Papua.

Opini-opini semacam ini banyak dimuat di media-media cetak maupun elektronik, terutama melalui internet. Berikut beberapa contoh yang kami dapatkan,



“Melawan Penjajah Indonesia”
Artikel yang ditulis oleh Ismail Asso. Tanggal 10 Desember 2007. Di tulis pada website : http://www.fokerlsmpapua.org.

Kita orang Papua Barat tidak pakai undang-undang Indonesia, seperti UUD 45 dan aturan-aturan yang memungkinkan mengatur, menangkap, menyiksa, membunuh dengan alasan sebagai OPM/TPN, atau melarang pengibaran Bintang Kejora pada 1 Deseber misalnya.
Untuk mewujudkan harapan (impian) ini maka semua rakyat Papua, siapa saja : Tua, muda, mahasiswa, pegawai, anak sekolah, pemuda, pemudi, karyawan-karyawati, pejabat, kepala suku, kepala kampung atau siapapun orang Papua baik dikota, dikampung-kampung harus dan hukumnya wajib BERSATU, kalau mau M (Red : Merdeka).

Bersatu untuk apa dan mau bagaimana? Bersatu untuk melawan dan menolak Indonesia. Menolak taat pada aturan dan undang-undang buatan Indonesia yang menjajah Papua dan mencuri harta kekayaan alam Papua misalnya emas oleh PT Freeport Indonesia, gas alam dan minyak oleh Breetis Petroleum, pencurian kayu, pencurian ikan, dan banyak pencurian-pencurian harta kekayaan alam yang sangat kaya raya di negeri tercinta kita, Papua Barat.

Kekayaan alam Papua dilindungi dengan UUD Papua Barat sendiri, dan mencegah agar bangsa lain tidak boleh datang untuk merampok.

http://www.fokerlsmpapua.org/artikel/opini/artikel.php?aid=3382



”Indonesia Pembunuh dan Pencuri”
Artikel yang ditulis oleh penulis yang sama, Ismail Asso. Tanggal 3 Maret 2007. Ditulis pada website : http://kabarpapua.com/

Ada kemungkinan besar dan kuat dugaan saya, Indonesia punya niat jahat terhadap kita orang Papua yaitu ingin melenyapkan manusia Papua dari muka bumi. 'Indonesia Pembunuh Manusia Papua'; indikasi itu kita lihat dari besarnya jumlah pengidap penyakit paling berbahaya abad 21 ini yakni penyebaran virus HIV/AIDS yang tidak masuk akal terlalu cepat penyebarannya di bumi Papua Barat. Sejak tahun 1992, jumlah penderita HIV/AIDS hanya 6 orang. Kini jumlah penderitanya telah menembus angka yang sangat abnormal : 3023 orang!

Belum lagi kejahatan yang dilakukan dengan mengangkut tanpa terkirakan semua kekayaan alam Papua keluar Papua. Dengan kedok sebagai alasan pembenaran kejahatan, Indonesia menerapkan Otsus yang tujuannya hanya untuk mencuri harta kekayaan alam Papua yang sangat kaya raya. Dengan payung hukum Otsus, kini bergeser ke pemekaran daerah adalah bukti kejahatan dan ketidaktulusan Jakarta tapi hanya sebagai alasan saja untuk mencuri dan membunuh masa depan Bangsa Papua Barat. Tidak hanya kejahatan terhadap harta, martabat, tapi juga kejahatan lingkungan yang dilakukan Indonesia terhadap kita Bangsa Papua Barat sulit masuk akal berlangsung dewasa ini.

http://www.kabarpapua.com/online/modules.php?name=News&file=article&sid=61



”Islam, Otonomi dan Papua Merdeka”
Artikel masih ditulis oleh penulis yang sama, Ismail Asso, seorang Muslim Wamena kelahiran Walesi Papua, yang kini di UIN Ciputat, Jakarta. Tulisan ini dimuat pada 4 Maret 2006. Pada website : http://www.melanesianews.org/

Perampasan atau perampokan harta kekayaan Orang Papua yang dilakukan oleh bangsa Indonesia betapapun Indonesia adalah beragama Islam tetap itu adalah kedholiman, (bertentangan dengan ajaran agama Islam). Penganiayaan bangsa Indonesia atas bangsa Papua apapun alasannya, sesungguhnya adalah bertentangan dengan ajaran inti Islam yang terkandung didalam kitab suci, Al-Qur'an dan Al-Hadist.



“Papua” – Misi terselubung
Artikel ini ditulis oleh Samuel Karwur pada Majalah Charisma edisi Desember-Januari 2008, hal 24.

Semua misi terselubung yang saat ini dijalankan di Papua, hanya memiliki satu tujuan yaitu untuk mengambil alih tanah Papua dari orang Papua sendiri. Tanpa sadar manusia Papua, sedang dimusnahkan dengan keji. Penyebaran HIV AIDS yang begitu ganas telah membuat Papua sebagai propinsi dengan penderita HIV AIDS terbesar. Sudah menjadi rahasia umum bahwa ratusan pelacur yang telah positif terinfeksi AIDS dari Jawa, dikirim dengan sangat sistematis.

Menggelikan
Perlu menjadi catatan bahwa dalam nota keuangan tahunan PT Freeport kepada pemegang saham, selama 3 tahun hingga 2004, total penghasilan PT.Freeport pada Republik Indonesia hanya sekitar 10-13% pendapatan bersih diluar pajak atau paling banyak sebesar 46 juta dollar (460 milyar rupiah). Pajak yang disumbangkan kepada negara hanya 1% dari jumlah anggaran negara.

Jadi sangat menggelikan bahwa Indonesia-lah yang dituduh sebagai perampok, sedangkan PT.Freeport yang mengangkangi 80% emas Papua tidak disinggung-singgung. Sedangkan tentang HIV/AIDS, bumi Papua akan bersih dari virus laknat ini jika mau kembali pada pangkuan Islam dan menjalankan syariat Islam dengan sesungguhnya. Karena hanya Islam-lah agama yang menolak miras, pornografi dan prostitusi yang marak terjadi di Papua.


Silmy Kaaffah
Sumber : walhi.or.id, melanesianews.org, kabarpapua.com, fokerlsmpapua.com, majalah charisma.

SKANDAL FREEPORT


Salah satu bentuk penjajahan neo-liberalisme di negeri ini adalah kasus Freeport, yang untuk kesekian kalinya mencuat ke permukaan. Nampaknya kali ini kesabaran masyarakat Papua tak terbendung lagi. Protes-protes yang muncul diwarnai dengan demonstrasi beruntun dan bahkan bentrok fisik dengan aparat TNI/Polri.

Secara kasat mata, fenomena konflik Freeport memberikan gambaran yang menarik untuk dicermati. Tak diragukan, konflik-konflik yang terkait dengan keberadaan Freeport bukanlah fenomena baru dari adanya ketidakberesan perusahaan tambang Amerika itu selama ini. Bukan rahasia lagi Kontrak Karya (Contract of Work Area) yang ditandatangani pemerintah Orde Baru mengabaikan prinsip-prinsip keadilan dan kesejahteraan rakyat.

Sejak awal kehadiran Freeport di Timika, Papua (7 April 1967) telah memicu konflik, terutama dengan masyarakat suku Amungme dan Komoro. Mereka hidup disekitar tambang tembaga nyaris tidak tersentuh peradaban dan dalam keadaan sangat primitif. Perlakuan yang tidak akomodatif dari pemerintah dan pihak Freeport terhadap tuntutan masyarakat setempat telah memicu protes-protes yang berkepanjangan.

Lokasi pertambangan di daerah Ertsberg (gunung bijih tembaga) Papua pertama kali ditemukan oleh seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda, Jean Dory, pada 1936. Kemudian dilanjutkan dengan ekspedisi Forbes Wilson pada 1960, yang menemukan kembali Ertsberg. Freeport sendiri pertama kali melakukan penambangan pada Desember 1967, pasca Kontrak Karya I (April 1967).

Ekspor pertama konsentrat tembaga terjadi pada Desember 1972. Kemudian pada 1986 ditemukan lagi sumber penambangan baru di Grassberg (gunung rumput) yang kandungan bahan tambangnya jauh lebih besar. Kandungan bahan tambang emas yang terdapat di situ adalah yang terbesar di dunia. Namun gunung Bijih (Ertsberg) yang sebelumnya tegak sebagai gunung taring, akibat tambang itu, telah hilang dari peta dunia.

Diperkirakan kuantitas produksi yang dapat diperoleh Freeport dalam sehari adalah 185 ribu sampai 200 ribu ton bijih tembaga dan emas. Singkatnya, Freeport dapat mengeruk dari kedua lokasi tersebut sekitar 30 juta ton tembaga dan 2,744 miliar gram emas. Bila dihitung secara kasar dengan standar harga per gram emas 100 ribu rupiah, berarti nilai emas yang terkandung di bumi Papua sekitar 270 triliun rupiah. Itu baru dari emas saja, belum produk tambang lainnya.

Kenyataan ini jelas sekali membuat Freeport makin berhasrat untuk memperpanjang Kontrak Karya. Oleh karena itu, dibuatlah Kontrak Karya II pada Desember 1991, yang memberikan hak kepada Freeport untuk menambang selama 30 tahun dengan kemungkinan perpanjangan selama 2 kali 10 tahun. Dengan demikian, Kontrak Karya II ini akan berakhir pada 2021; jika diperpanjang, maka akan berakhir pada 2041 (sekitar 34 tahun ke depan dari sekarang).

Namun ironisnya, masyarakat daerah dan negara tak memperoleh hasil yang proporsional dari pertambangan tersebut. Kontribusi Freeport kepada APBN (hingga 2005) hanya 2 triliun rupiah pertahun (sekitar 0,5 persen dari total dana APBN), di mana saham negara hanya 9,36% dan sisanya dimiliki perusahaan Amerika tersebut. Sungguh, nilai yang sangat minim untuk ukuran perusahaan raksasa seperti Freeport, yang penghasilannya pada 2005 mencapai 4,2 miliar dolar (sekitar 42 triliun rupiah).

Lalu mengapa Indonesia tidak mau belajar dari Bolivia? Negara miskin di Amerika Latin ini telah berhasil memaksa investor asing untuk memberikan laba yang lebih besar, dari 18% menjadi 82%. Tak disangka, para investor asing tersebut bersedia memenuhi permintaan ini. Mengapa demikian?

Joseph Stiglitz, dalam wawancaranya dengan Tempo saat berkunjung ke Indonesia (16 Agustus 2007), mengatakan mereka (para investor asing itu) sadar betul bahwa mereka sedang merampok kekayaan negara-negara berkembang (They will stay there, because they know that in the past they have been robbing the developing countries).

Sementara itu, kantor berita Reuters memberitakan bahwa empat bos besar Freeport minimal menerima bagian 126,3 miliar rupiah perbulan. Chairman perusahaan itu, James R. Moffet, menerima lebih dari 87,5 miliar rupiah perbulan. Sedangkan President Directornya, Andrianto Machribie, menerima sekitar 15,1 miliar rupiah perbulan. Dan tak dipungkiri bahwa para pejabat pemerintahan Orde Baru juga memperoleh bagian yang menggiurkan.

Sungguh kontras dengan kehidupan masyarakat Papua itu sendiri. Menurut statistik, dari 1,5 juta penduduk Papua 80,07% di antaranya tergolong miskin. Jelas sekali, keserakahan Freeport itu telah memancing konflik yang berkepanjangan dengan masyarakat setempat. Namun sebenarnya masalah telah mulai muncul sejak dilakukannya ekspedisi.

Ketika itu tim ekspedisi Forbes Wilson (1960) minta bantuan kepada masyarakat sekitar untuk membawakan barang-barang keperluan rombongan, tetapi pada akhirnya mereka tidak dibayar. Peristiwa inilah yang menjadi awal kekecewaan masyarakat. Konflik berikutnya berkaitan dengan dibuatnya “January Agreement” (1974), yang isinya menyangkut kesepakatan antara Freeport dengan masyarakat suku Amungme dalam pematokan lahan tambang dan batas tanah. Namun Freeport telah mengambil tanah adat jauh di luar batas yang telah disepakati.

Realitas sosial ini kemudian menyulut munculnya tuntutan perolehan laba Freeport oleh masyarakat adat setempat. Sehingga, akhirnya mulai 1996 Freeport memutuskan untuk memberikan dana sekitar 1% dari laba kotor perusahaan, yang disebut “Freeport Fund for Irian Jaya Development” . Namun disinyalir pemberian dana ini hanya sekedar akal-akalan Freeport untuk meredam kerusuhan Maret 1996.

Selain itu, dana tersebut telah menimbulkan konflik baru antar suku (Amungme dan suku-suku lainnya) mengenai siapa yang paling berhak memanfaatkannya. Jelas sekali hal ini menguntungkan pihak Freeport, karena dengan munculnya konflik internal ini konsentrasi masyarakat tak lagi tertuju pada Freeport. Selain itu, sebagai kompensasi dari dana tersebut, Freeport kemudian memperluas wilayah dan kuantitas penambangannya.

Tidak hanya itu, Freeport bahkan dengan leluasa memanfaatkan aparat keamanan dari TNI dan Polri untuk menghadapi aksi protes masyarakat. Untuk itu, Freeport telah mengucurkan dana yang sangat besar bagi aparat keamaan, yang telah beralih fungsi menjadi bodyguard atau centeng itu. Koran The New York Times memberitakan bahwa Freeport telah membayar sekitar 30 juta dolar kepada TNI dan Polri antara 1998 dan 2004.

Freeport juga telah menjejali hingga puluhan dan ratusan ribu dolar ke kantong sejumlah pejabat militer senior. Bahkan pada 2003 Freeport mengakui telah membayar TNI dan Polri sebesar 11 juta dolar antara 2001 dan 2002. Karenanya, kerap terjadi pelanggaran HAM di lokasi sekitar penambangan. Masyarakat yang berupaya mengais-ngais tailing untuk sekedar mencari sisa rezeki, diusir dengan paksa dan bahkan ada yang ditembak.

Masalah lainnya adalah dugaan kuat adanya praktik manipulasi hasil tambang yang dilakukan Freeport. Hasil tambang Freeport—berupa konsentrat tembaga, emas, dan perak—disalurkan secara tertutup melalui pipa besar yang dipasang langsung dari pusat pertambangan Grassberg sepanjang seratus kilometer ke tepi laut Arafura, untuk dibawa ke Amerika. Hanya sedikit pengolahan konsentrat yang dilakukan di Indonesia (sekitar 3% menurut anggota Panja DPR atau 30% menurut Manajer Teknik PT Smelting Gresik).

Tidak pula diketahui dengan jelas kuantitas dan nilai produksi yang sebenarnya. Bahkan kabarnya Freeport telah membawa pula uranium dari sana. Apalagi kalau dilihat dari perolehan negara yang hanya sebesar 2 triliun rupiah pertahun, dibandingkan dengan pendapatan Freeport pada 2005, jelas jauh di bawah nilai saham negara sebesar 9,36%.

Belum lagi dugaan kuat penggelapan pajak. Sebagai gambaran, pada 1994 Freeport memperoleh pendapatan 1,1 miliar dolar (atau berdasarkan kurs saat itu sekitar 2,2 triliun rupiah). Sementara Barnabas Suebu, mantan Gubernur Irian Jaya, menyebutkan bahwa nilai pajak Freeport yang kembali ke daerah selama ia menjadi Gubernur pada 1988-1993 tidak lebih dari 20 miliar rupiah (kurang dari 0,2% pendapatan Freeport tersebut).

Pelanggaran lainnya adalah kerusakan lingkungan. Entah berapa besar tanah di sekitar pertambangan yang telah rusak berat selama beroperasinya Freeport. Tentu saja ini memberikan dampak yang tidak menguntungkan bagi ekologi Papua maupun kesehatan masyarakat. Bayangkan saja, masyarakat mesti meminum air dari sumur-sumur yang telah sangat tercemar limbah.

Sekedar gambaran, dari produksi harian Freeport sebesar 200 ribu ton bijih tembaga, menghasilkan limbah pasir kimiawi (tailing) sekitar 190 ribu ton. Dapat dibayangkan bagaimana dahsyat dampak buruknya bagi lingkungan setempat setiap harinya. Bahkan saat ini salju di puncak gunung Jaya Wijaya pun telah mencair akibat pencemaran limbah buangan ini.

Namun ironis sekali, pemerintah NKRI justru terus membela keberadaan Freeport di Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahkan dengan tegas menyatakan bahwa Freeport selalu memberi laporan data kinerja perusahaan kepada pemerintah Indonesia, sehingga tak ada alasan untuk menutup perusahaan Amerika tersebut. Masalahnya, seberapa jauh kejujuran mereka dalam memberikan laporan itu. Bahkan telah terbukti mereka tidak jujur. Lalu sampai kapan kita mesti menjadi budak di negeri sendiri pak Presiden?


Oleh: Muhammad Anis Maulachela
Koordinator Bidang Riset dan Pengembangan, Gerakan Masyarakat Peduli Pilkada dan Pemilu (GMPP)

SERAMBI YERUSALEM counter balance SERAMBI MEKAH

Munculnya Raperda ini menurut saya didasari adanya unsur dendam kesumat (enmity substance). Mereka menginginkan posisi Manokwari seperti NAD (Aceh) dimana syariat Islam bisa diberlakukan disana, maka di Manokwari pun hal serupa harus bisa juga. Itulah sebabnya mereka ingin menamakan Manokwari dengan sebutan SERAMBI YERUSALEM sebagai counter-balance terhadap SERAMBI MEKKAH.

Hanya saja, mereka belum tahu betul bagaimana syariat Islam diterapkan di Aceh. Dimanapun syariat Islam diterapkan tidak pernah MERECOKIN umat non Islam, syariat Islam berlaku untuk Umat Islam sendiri tidak untuk umat yang lain. Sebaliknya Draft Raperda Injil sangat diskriminatif sangat MERECOKIN umat non Kristen (khususnya Islam).

Perda Injil ini bukan saja upaya diskriminatif, tetapi membuka kembali semangat imperialisme agama, dimana kita tahu sejarah kekristenan dalam penyebaran agamanya (religion spreading) selalu menumpang pada kolonialisme, dimana ada penjajahan disitu misi kristenisasi juga beraksi. Dalam hal ini, ada kecenderungan membangun kawasan kekristenan (christendum territory) dengan tidak memberikan peluang agama lain untuk hidup di daerah tersebut (impermeable). Jika dikaitkan dengan HAM, jelas sekali perda ini bertentangan dengan HAM.

Keinginan mereka menerapkan Perda Injil, selalu dikaitkan dengan beberapa ayat Bible, seperti:

a. Matius 5:13-18 (Menjadi Garam & Terang Dunia)
Maksud ayat ini: garam itu dapat dirasakan jika dimasukkan ke dalam kuali, dan terang itu bisa dinikmati cahayanya jika berada di tengah-tengah ruangan. Umat Kristen itu harus seperti garam dan terang, supaya dapat dirasakan dan dinikmati maka harus memasuki sistem (termasuk sistem pemerintahan dan juga sistem politik), maka implikasinya akan bisa memunculkan aturan-aturan yang bernilai kristiani.

b. 1 Petrus 2: 13-16
Dalam ayat 14 dikatakan peranan pemerintah adalah MENGHUKUM orang-orang yang berbuat jahat. Ayat ini ditafsirkan secara teologis, bahwa umat kristen-lah yang harus mengambil peranan ini, karena hanya gereja/umat kristen yang bisa mengetahui mana yang jahat dan mana yang baik sesuai dengan kehendak Tuhan.

c. Yeremia 29:7 bunyinya: *USAHAKANLAH kesejahteraan kota kemana kamu Aku buang,............ sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu*
Kata USAHAKANLAH bersifat perintah (imperative), yang mengindikasikan bahwa kota akan sejahtera kalau dikendalikan oleh umat kristen. Bagaimana usaha itu bisa dilakukan kalau umat kristen tidak menjadi pengendali.


d. Roma 13:1): *Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak pemerintah yang tidak berasal dari Allah*. Pada ayat tersebut terdapat kata takluk (yunani=upotassesqai). Takluk disini bukan berarti takluk pasif, tetapi takluk aktif, maksudnya supaya kebijakan penguasa layak ditaati maka sumber kebijakan itu harus dari umat kristen. Umat kristen akan tunduk/takluk pada kebijakan pemerintah karena memang kebijakan itu bersumber dari umat kristen itu sendiri!

Selain ayat-ayat di atas juga berkaitan dengan poin-poin berikut:

1. Pokok-pokok Tugas Panggilan Bersama (PTPB) th 2004 yang dirumuskan PGI (Persatuan Gereja Indonesia) menyatakan bahwa umat kristen harus terlibat aktif untuk mengusahakan (mengendalikan) kota/daerah/negara seperti anjuran ayat yeremia 29:7

2. Konsultasi Nasional Gereja 18-23 Agt 2003 di Cipayung menyatakan bahwa gereja dan umat kristen harus aktif dalam perpolitikan.


Kembali pada ayat-ayat rujukan di atas. Sebenarnya ayat-ayat tersebut terlalu dipaksakan sebagai pembenaran (justifikasi) untuk membenarkan perlunya orang kristen berpolitik dan menguasai pemerintahan, padahal berkontradiksi dengan ayat-ayat yang lain seperti:

a. 1 Korintus 2:6 yang intinya mengatakan pemerintahan dunia jangan diikuti karena bukan berasal dari Allah. Kata: arkhontestou aionos kosmokratores (penguasa-penguasa dunia) pada ayat tsb menggambarkan bahwa pemerintahan dunia tidak mendapat hikmat Allah.

b. Efesus 6:12: *...perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan oenghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara*. (Ayat ini pun mendikotomikan antara kekuasaan sorga versus kekuasaan dunia)

c. Yohanes 18:36: *Jawab Yesus: Kerajaanku bukan dari dunia ini, jika kerajaanku dari dunia ini, pasti hamba-hambaku telah melawan....*
Ayat ini menunjukan bahwa yesus itu apolitik (tidak mau terlibat urusan politik/ pemerintahan / kekuasaan)

Wallahu a’lam bisshawab

Mowo Purwito Rahardjo
(Muh. Yusuf Muttaqin)

Kristolog dan Pemerhati Masalah Sosial Agama

AKHLAQ DALAM ISLAM


Oleh: Mu’ammal Hamidy,Lc

1. Tujuan Utama Risalah
Tujuan utama Rasulullah SAW diutus menjadi seorang Nabi dan Rasul adalah memperbaiki dan menyempurnakan akhlaq manusia, baik dalam hubungannya secara langsung dengan Allah sebagai khaliq dan rabb, maupun dalam hubungannya dengan sesama insane kolega, dan juga terhadap makhluk-makhluk hidup lainya yang menjadi kelengkapan hidupnya. Ini, dipertegas oleh Rsulullah SAW sendiri dalam sebuah sabdanya:
“Sesungguhnyaaku hanyalah diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulis.” (HR. Malik)

a. Pengertian Akhlaq:
Akhlaq, disebut juga khuluq dari asal kata khalaqa, mencipta. Maka, akhlaq atau khuluq adalah ciptaan atau bentukan aseli. Dalam istilah sehari-hari dikenal dengan prilaku. Karena prilaku adalah hakekat wujud manusia. Sementara yang dinamakan akhlaq yang mulia, atau prilaku mulia, tiada lain adalah prilaku yang berdasar Agama. Karena itu, menyempurnakan akhlaq yang mulia berarti menyempurnakan agama Allah.

b. Cara Penyempurnaan :
1) Memperkuat yang telah ada, seperti prinsip-prinsip aqidah dan ibadah.
2) Yang telah dikemas dengan kemasan baru, semisal shalat 50 kali menjadi 5 kali, puasa menjadi sebulan di bulan Ramadlan, haji, qurban dsb.
3) Mengganti aturan lama dengan aturan baru, seperti poligami yang tidak terbatas, menjadi hanya 4 orang istri saja, perkawinan antar saudara menjadi harus dengan keturunan yang jauh.
4) Membuat aturan baru yang dahulunya belum pernah ada.

Dengan cara seperti itulah, maka islam ini lalu dijadikan sebagai Syari’at yang semppurna dan fleksibel. Dan mengikuti tuntunan agama dalam berprilaku itulah yang disebut “berprilaku mulia” (makarimul akhlaq).

2. Bobot Akhlaq Dalam Timbangan ‘Amal.
Dalam timbangan ‘amal nanti di akhirat, akhlaq adalah yangpaling berbobot. Ini, dipertegas oleh Rasulullah SAW dalam beberapa sabdanya, antara lain:
“Tidak ada sesuatupun amalan seorang mukmin yang paling berat timbangannya nanti di hari kiyamat yang baik.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad)

“Dari Abdullah bin ‘Amr, katanya: Saya mendengan Rasulullah SAW bersabda: Maukah kamu keberitahu tentang orang yang paling kucintai dan yang paling dekat denganku tempat tinggalnya nanti di hari kiyamat? –diulanginya sampai dua atau tiga kali-Jawab mereka (para sahabat): Mau, ya Rasulullah. Lalu beliau bersabda: Yaitu diantara kalian yang paling baik akhlaqnya.” (HR. Thabrani)

“Dari Anas, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:Sesungguhnya seseorang dengan kebaikan akhlaqnya akan mencapai aneka derajat yang tinggi di akhirat dan puncak kemulian, sekalipun sesungguhnya dia itu ibadahnya sangat mencapai lembah jahanam yang paling bawah.” (HR. Thabrani)

“Ada seorang bertanya kepada Rasulullah SAW: Ya Rasulullah, ada seorang wanita yang dikenal shalatnya banyak, puasanya banyak, sedekahnya juga banyak, tetapi suka menyakiti tetangga-tetangganya dengan lidahnya (dimana gerangan dia itu nanti)? Jawab beliau: Dineraka. Lalu orang tersebut bertannya lagi : Ya Rasulullah, ada juga seorang wanita yang terkenal shalatnya sedikit, puasanya juga sedikit, bahkan sedekah cukup dengan potongan-potongan keju kecil-kecil teapi dia tidak menyakiti tetangga-tetangganya (dimana gerangan dia itu nanti)? Jawab beliau: Di Surga.” (HR. Thabrani)

“Rasulullah SAW pada suatu hari menanyai para sahabat: Tahukah kalian siapakah orang bangkrut itu? Jawab mereka: Orang yang bangkrut di kalangan kami ialah orang-orang yangtidak berduit dan tidak punya barang apapun. Lalu jawab beliau: Orang yang bangkrut di kalangan umatku, ialah orang yang nanti di hari kiyamat akan membawa (pahala) shalat, zakat dan puasa. Namun, dia juga pernah mencacimaki ini, menuduh ini, makan harta orang ini, mengalirkan darah orang ini dan memukul ini. Karenanya, lalu yang ini akan diberi dari kebaikannya, dan yang ini juga dari kebaikannya. Kemudian apabila kebaikan-kebaikan (pahala) itu habis, sebelum tercukupi apa yang menjadi tanggungannya itu, maka ambillah sebagian dari kejelekan (dosa) temanya itu untuk dilemparkan kepadanya, lalu dia dilemparkan ke neraka.” (HR. Muslim)

3. Cara Pembinaan Akhlaq
Akhlaq bias dibangun dan dibina melalui ibadah ritual, semisal:
a. Shalat, Allah SWT berfirman:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (TQS. Al-Ankabut:45)

“Dari Nabi SAW dari Tuhannya, Allah berfirman : Aku hanya akan menerima shalat dari orang yang lantaran shalatnya itu dia bertawadhu’ demi keagungan-Ku, tidak menyombongkan diri terhadap makhluk-Ku, tidak diisinya malam hari dengan terus-menerus berbuat maksiyat kepada-Ku, dilaluinya siang hari dalam mengingat Aku, berbelas kasih kepada miskin, kepada anak jalan, kepada janda dan bebelas kasih kepada setiap orang yang terkena musibah.” (HR. Bazzar)

b. Puasa, Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana pernah diwajibkan atas orang-orang sebelummu supaya kamu menjadi (lebih bertaqwa.” (TQS. Al-Baqarah:183)

“Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang tidak dapat meninggalkan omongan dosa dan perbuatan dosa, maka Allah tidak membutuhkan dia meninggalkan makanan dan minumannya.” (HR. Bukhari)
c. Haji, Allah SWT berfirman:

“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal

Pengelolaan Sumber Daya Alam

Indonesia saat ini diperkirakan masih menyimpan sumber daya minyak bumi ±86,9 miliar barel, gas bumi 384,7 triliun standar kaki kubik. Jumlah minyak bumi yang disimpan oleh Indonesia tersebut seharusnya masih sangat cukup untuk digunakan oleh rakyat Indonesia. Kenyataannya, menjadi pemandangan umum saat ini, rakyat harus antri bahan bakar minyak untuk mendapatkan minyak tanah sebanyak hanya beberapa liter, belum lagi harganya yang terus merambat naik.

Rakyat sangat dizhalimi, karena seharusnya minyak bumi ini diperoleh dengan cuma-cuma atau dengan harga semurah mungkin. Cara memperolehnya pun tidak harus antri, karena menjadi kewajiban pemerintah untuk menjamin ketersediaan dan kemudahan memperoleh bahan bakar minyak. Akan banyak dampak buruk yang harus ditanggung rakyat bila kebutuhan bahan bakar minyak tidak dipenuhi dengan sebaik-baiknya.

Pemerintah Indonesia saat telah memberikan 90% kekayaan bumi (migas) untuk dikelola oleh swasta dan asing. Seperti kita ketahui bersama, tujuan sebuah perusahaan swasta dan asing adalah untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya, bukan untuk melayani rakyat, dalam hal ini memenuhi kebutuhan bahan bakar. Sementara pemerintah hanya menerima sebagian kecil dari pengelolaan tambang minyak bumi

Islam memandang….

Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, sosial dan lain-lain. Termasuk di dalamnya tentang pengelolaan sumber daya alam dan pendistribusiannya kepada rakyat. Sumber daya alam merupakan milik umat, di mana umat berserikat di dalamnya, sehingga pengelolaan harus dilakukan oleh Negara untuk kesejahteraan rakyatnya. Tidak diperkenankan untuk memprivatisasi kepemilikan umum. Sesuai dengan hadits Rasulullah saw:

"Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal, yaitu air, padang dan api." (H.R. Abu Dawud)

Untuk lebih jelasnya, yang dimaksud kepemilikan umum adalah benda-benda yang telah dinyatakan dalam Islam, diberikan untuk suatu komunitas, dimana mereka masing-masing saling membutuhkan, dan Islam melarang benda tersebut dikuasai oleh hanya seorang saja. Benda-benda ini terbagi atas tiga macam, yaitu: (1) yang merupakan fasilitas umum, dimana kalau tidak ada di dalam suatu negeri atau suatu komunitas, maka akan menyebabkan sengketa dalam mencarinya. (2) bahan tambang yang tidak terbatas. (3) sumber daya alam yang tabiat pembentukannya menghalangi untuk dimiliki hanya oleh individu secara perorangan

Kesimpulannya….
Pemerintah Indonesia menuangkan peraturan pengelolaan Migas dalam UU no.22 tahun 2001. yang memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk menyerahkan pengelolaan migas kepada pihak swasta ataupun asing.

Seabrek masalah perekonomian yang saat ini menimpa negeri ini bisa diatasi dengan kembali kepada Islam. Cabut UU no.22 tahun 2001, kembalikan pengelolaan sumber daya alam kepada Negara yang digunakan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Sebab migs adalah kebutuhan dasar seluruh rakyat yang harus dipenuhi oleh Negara.

Sudah saatnya bangsa ini mengikuti apa-apa yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Assunah. Karena akan diperoleh keberkahan bagi umat yang mengembalikan segala urusan kepada Al-Qur’an dan Assunah, sedangkan bencana akan dating bagi yang mengingkarinya.
Allah Swt berfirman dalam QS. al Ma'idah [5] : 49-50

“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?
wallahu ‘alam bisshawab

mia_ch

Orang Indonesia Awali Kedatangan Islam di Australia

Kajian Terbaru:
Orang Indonesia Awali Kedatangan Islam di Australia

Temuan baru hasil kajian seorang dosen Universitas Griffith (GU), Australia, bahwa orang Indonesia mengawali kedatangan Islam di Negeri itu.Kehadiran Islam di Australia terbukti jauh lebih awal dari tahun 1850, seperti yang selama ini menjadi "sejarah resmi" kedatangan agama samawi ini. Kenyataan ini tidak dapat dilepaskan dari peran orang Indonesia asal Makassar, Sulawesi Selatan. Temuan baru ini terungkap dalam hasil kajian Dosen Sejarah Universitas Griffith (GU), Prof. Regina Ganter, tentang hubungan antara orang-orang Makassar dan masyarakat Aborigin di tahun 1600-an, kata Direktur Unit Kajian Islam Universitas Griffith (GIRU), Dr. Mohamad Abdalla, di Brisbane, Ahad.

"Jadi kehadiran Islam di Australia jauh lebih awal," katanya di depan puluhan warga Muslim Indonesia yang menghadiri pengajian bulanan Perhimpunan Komunitas Muslim Indonesia di Brisbane (IISB) yang mengangkat topik tentang hijrah dalam sejarah Islam semasa Nabi Muhammad SAW itu.

Ia mengatakan, Prof. Regina Ganter akan memaparkan hasil kajiannya ini pada Konferensi Internasional bertajuk "Tantangan dan Peluang Islam dan Barat: Kasus Australia" yang diselenggarakan GIRU Maret mendatang.

Hanya saja, Abdalla yang juga direktur bersama Pusat Keunggulan Nasional Studi-Studi Islam Australia, lembaga yang dibentuk GU bersama Universitas Melbourne dan Universitas Australia Barat itu, menanyakan apa yang telah dilakukan masyarakat Muslim selama lebih dari 150 tahun setelah kehadiran Islam di negara benua ini.

Ia mengingatkan satu pesan bahwa Islam tidak akan tersebar baik di Australia jika umat Islam di negara yang kini berpenduduk sekitar 21 juta jiwa itu masih saja bertengkar di antara mereka seperti tentang posisi imam masjid dan menyelesaikan konflik tersebut tidak secara bijaksana sesuai aturan internal tapi di pengadilan.

Untuk itu, praktik Islam yang baik dari para penganut Islam di Australia seperti tercermin dari bagaimana bertetangga yang baik di antara sesama mereka dan terlebih lagi non Muslim sangat penting, karena dakwah Islam yang efektif turut ditentukan oleh prilaku Muslim sendiri, katanya.

Premier Australia Barat Alan Carpenter MLA pernah mengatakan, bahwa Islam sudah ada sejak tahun 1860 seiring dengan mulai dipekerjakannya para penunggang unta asal Afghanistan dalam ekspedisi keluarga Burke dan Wills.

Alan Carpenter menyebut masjid paling pertama dibangun di Australia justru berada di Perth. Sejak masjid pertama yang didirikan tahun 1905 untuk menampung jamaah Muslim Afghanistan yang bekerja sebagai penunggang unta dan Muslim India yang bekerja sebagai pengusaha, kini terdapat setidaknya 10 masjid di Perth.

Dalam bagian lain pemaparannya di forum pengajian yang berlangsung di sebuah ruangan kuliah Universitas Queensland (UQ) dan diramaikan pula dengan pertunjukan seni suara dan pembacaan puisi dari sejumlah anak Muslim asuhan IISB itu, Dr. Mohamad Abdalla memaparkan secara panjang lebar tentang sejarah dan makna hijrah.

Peran besarDi Australia, terdapat lebih dari 300 ribu orang penganut Islam dari sekitar 21 juta jiwa penduduk. Mereka umumnya adalah para migran dari kawasan Timur Tengah, Asia dan Afrika. Di Australia Barat misalnya, terdapat 24.000 orang Muslim yang tinggal dan bekerja di negara bagian itu. Sebelum ini, dalam pameran bertajuk, “Pioneers Of The Inland: Australia's Muslim Cameleers, 1860s-1930s” (Pionir Daerah Pedalaman: Muslim Pengendara Unta Australia) yang diselenggarakan Perpustakaan National Australia, ditemukan peran kaum Muslim di negeri itu. Menurut catatan, kaum Muslim ikut membantu ‘menaklukkan’ pedalaman Australia yang semua belum tersentuh manusia. Di tahun 1800-an, kala itu, lebih dari 2000 pengendara dan 15.000 armada unta secara khusus didatangkan dari Afghanistan, India utara dan Pakistan. Unta-unta ini didatangkan guna mempercepat eksplorasi di bagian pedalaman Australia yang semula belum terpetakan dan terjamah manusia. Sebagian besar yang ikut berperan dalam ekplorasi pengembangan wilayah itu adalah kaum Muslim. [ant/hid/cha/www.hidayatullah.com]

NASRANI dan KRISTEN (bag.2)

Di edisi yang lalu kita membahas ”NASRANI dan KRISTEN” yang berakhir pada subtopik NASRANI, maka kali ini kita akan melanjutkan pada subtopik berikutnya yakni KRISTEN.

Apa Arti Kristen ?
Pengertian Kristen berasal dari kata "Kristos" dalam bahasa Yunani yang kemudian menjadi Kristus atau Juruselamat. Kristus adalah gelar yang diberikan kepada Yesus sebagai juruselamat oleh Paulus setelah sepeninggal Yesus.

Siapa Paulus itu ?
Paulus adalah seseorang yang hidup sezaman dengan Yesus. Paulus lahir di Tarsus. Paulus dalam bahasa Ibrani bernama Saulus. Ia menjadi murid seorang rabi bernama Gamaliel dan mempunyai teman bernama Barnabas.

Pada saat Yesus mulai berdakwah Paulus memusuhi Yesus dan murid-muridnya, tetapi Barnabas bergabung menjadi pengikut Yesus. Setelah Yesus mati disalib (menurut padangan Kristen ) Paulus menyatakan bertobat, kemudian ingin bergabung dengan murid-murid Yesus. Tetapi murid-murid Yesus keberatan terutama Yakobus dan Yohanes.

Barnabas membujuk murid-murid Yesus agar mau menerima Paulus. Tetapi kecurigaan murid-murid Yesus ternyata benar. Setelah Paulus bergabung tenyata dia memisahkan diri dengan membuat sekte Nasrani ( Kis 24:5 ) kemudian membuat ajaran baru yang beretentangan dengan ajaran Yesus, yang sekarang dikenal dengan sebutan Kristen.

Apa dasar-dasar ajaran Paulus ?
1. Dosa asal (waris ) ( Roma 5:12 )
2. Yesus Anak Allah ( Kisah rasul 9:20)
3. Allah menjelma menjadi manusia ( Yesus ) ( Yohanes 1:14)
4. Penyaliban Yesus ( 1Korintus 15:1-11)
5. Penebusan dosa oleh Yesus ( Kisahrasul 13:38)
6. Kebangkitan Yesus (1Korintus 15:35-58)
7. Yesus naik ke surga (Lukas 24:50)

Tujuh pokok ajaran Paulus tersebut disebut doktrin, yang sekarang menjadi pegangan gereja yang tidak bisa dipikir dengan nalar tetapi diyakini dalam hati.

Apa yang diajarkan Paulus kemudian ?
Paulus membuat ajaran baru yang bertentangan dengan ajaran Yesus antara lain :

1. Yesus adalah Allah (Roma 9:5; Ibrani 1:3)
2. Yesus adalah Tuhan ( Roma 10:9)
3. Yesus adalah anak Allah ( Kisah rasul 9:20)
4. Yesus adalah Kristus/Mesias/Juruselamat Kisah rasul 9:22 )
5. Paulus membatalkan Hukum Taurat ( Efesus 2:5)
6. Paulus meniadakan sunat (Galatia 5:2 )
7. Paulus mengajarkan bahwa Tuhan tidak Esa ( dua ) (1Korintus 8:6 )
8. Paulus mengajarkan ajarannya keluar dari bangsa Israel (Kisah Rasul 18:6)

Jadi Kristen adalah panggilan terhadap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus yang diajarkan oleh Paulus. Pada awalnya Paulus membentuk sekte Nasrani, kemudian mengajarkan bahwa Yesus adalah Kristus.

Kisah rasul 24:5 Telah nyata kepada kami, bahwa orang ini ( Paulus ) adalah penyakit sampar, seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia yang beradab, dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari sekte orang Nasrani.

Kisah rasul 9:22 Akan tetapi Saulus ( Paulus ) semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias ( Kristus).

Bagaimana pandangan Paulus terhadap Yesus ?
- Paulus mengatakan Yesus adalah Allah ( Roma 9:5)
- Paulus mengatakan Yesus adalah Tuhan ( Roma 10:9)
- Paulus mengatakan Yesus adalah anak Allah ( Kisah rasul 9:20)
- Paulus mengatakan Yesus adalah anak domba ( 1Korintus 5:7)
- Paulus mengatakan Yesus adalah persembahan yang harum bagi Tuhan
(Efesus 5:2 )


Dari perkataan Paulus diatas Paulus memulyakan Yesus atau menghina Yesus ?
Paulus menghina Yesus, merendahkan martabatnya.

Dimana orang yang pertama kali disebut Kristen ?

Orang yang pertama kali disebut Kristen adalah pengikut Paulus di Antiokia.

Kisah rasul 11:26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.

Ulasan
Ajaran Kristen yang dibuat Paulus sangat bertentangan dengan ajaran Yesus. Sesungguhnya Paulus tidak mengenal Yesus secara historis. Bagi Paulus Yesus hanyalah suatu lambang yang kebetulan dari Tuhan yang menebus dosa dunia. Bagi Paulus Yesus hanyalah suatu ide bukan suatu kenyataan.

Yesus sebagai tokoh yang di-Kristus-kan Paulus hanyalah satu tokoh simbolis, bukan tokoh sesungguhnya. Paulus sebenarnya menghilangkan Yesus secara historis. Pauluslah yang mengatakan bahwa dosa-dosa manusia yang percaya telah dicuci bersih dengan pengorba-nan darah Yesus.

Semuanya dilakukan Paulus untuk mengangkat Yesus menjadi pemenang dalam lakon sandiwara dewa-dewa yang dipuja di sekitar Mediterania pada masa itu. Paulus mengenal Yesus hanya dari desas desus dan jarang sekali menyebut tentang kehidupan Yesus sebagai manusia didalam surat-suratnya. Dengan memitoskan Yesus menjadi Kristus anak Tuhan, Paulus sudah menyamakan Yesus dengan tuhan-tuhan mitologis yang dipuja di sekitar wilayah Mediterania.

Bagaimana pengertian agama Kristen menurut buku-buku Kristen ?
Pengertian agama Kristen dalam buku-buku Kristen

*. Agama Kristen bukan ajaran atau cara hidup tertentu, tetapi keperca-yaan.

Dalam buku " Materi Pokok Agama Katolik " karangan Dra. Damascena Ari Suharso CB ( Karunika Jakarta 1985) hal 42 menyebutkan bahwa:

1. Nama Kristen tidak berasal dari Kristen sendiri, melainkan diberikan dari orang luar yaitu penguasa Romawi pada waktu itu.
2. Nama Kristen dipakai untuk mengejek orang-orang yang dipandang sebagai seorang budak yang sangat tidak terhormat.
3. Kristen sebagai penganut ajaran Kristus yang dipandang sebagai agama rahasia atau agama gaib dan kalau dibedakan dengan agama Yahudi sebagai agama resmi waktu itu Kristen dianggap sebagai agama liar karena tidak mendapat perlindungan dari negara.
4. Kristen mengandung arti politik sebagai gerakan mesias. Dalam Kisah rasul 24:5 orang Kristen disebut penganut sekte Nasrani.
5. Kristen bukan agama dalam arti ajaran atau cara hidup tertentu, melainkan sebagai ungkapan dari percaya akan Yesus Kristus. Maka lebih baik dari pada kata " agama " diganti dengan kata " gereja", yang berarti kumpulan orang-orang yang percaya. ( hal 47 ).


*. Agama Kristen yang sesungguhnya tidak berpusat pada hukum dan peraturan.

Didalam buku Introduksi Perjanjian Baru karangan Pdt. Ola tulluan Ph. D, Dept. Literatur YPPII Malang, hal 73 mengatakan : "Agama Kristen yang sesungguhnya tidak berpusat pada hukum dan peraturan. ".


*. Agama Kristen tidak terikat dengan aturan dan hukum manapun

Didalam buku Berbagai Aliran didalam Gereja karangan Pendeta Dr. Jan. Aritonang penerbit BPK tahun 2003 hal 31 mengatakan :

" Seorang Kristen pada hakekatnya bebas dari hukum atau Taurat manapun, dan tidak terikat pada peraturan yang dikeluarkan oleh siapapun, biar paus sekalipun, sebab ia sudah memiliki kebenaran Kristus dan tidak lagi membutuhkan perbuata-perbuatan amal ".


*. Agama Kristen bukan ajaran Yesus

Didalam buku Panggilan Kristen karangan DR. C. Groenen Ofm, Penerbit Kanisius, hal 12 mengetaha:

" Jadi yang diajarkan ( dalam agama Kristen ) bukanlah ajaran Yesus, bukan karyanya dahulu, bukan sengsaranya, melainkan kedudukannya sekarang Yesus dari Nazaret yang dibunuh itu kini menjabat Kristus dan Kirios".

" Agama Kristen bukannya agama Kitab, melainkan agama yang berpusatkan diri Yesus Kristus sebagai Penyelamat manusia yang tetap berkarya ".

Ulasan
Masih banyak kalangan umat Islam yang mempercayai bahwa Nasrani dengan Kristen adalah sama, dan agama Kristen adalah agama samawi. Hal ini mereka berpegang pada Kamus Umum Bahasa Indonesia Karangan WJS Poerwodarminto yang beragama Katolik yang mengatakan Agama Kristen adalah agama yang diajarkan Nabi Isa as. Maka dengan uraian diatas jelas bahwa agama Kristen bukanlah agama yang diajarkan nabi Isa as tetapi agama kepercayaan yang diciptakan oleh Paulus.

Apakah agama Kristen agama wahyu Tuhan ?
Bukan. Kalau melihat dari cerita tentang penyaliban Yesus, doktrin Kristen, perayaan-perayaan, ritus-ritus, dan perlambangan gereja, cukup membuktikan bahwa Kristen bukanlah suatu agama yang berlandaskan wahyu Tuhan yang tidak dapat diubah, tetapi kelanjutan dari pemujaan berhala dari manusia primitif.

Pemujaan apa yang lebih dominan mempengaruhi kepercayaan Kristen ?
Agama Pagan yaitu agama yang memuja matahari yang sangat popular dan muncul dalam kepercayaan Kristen. Perayaan Natal dan Paskah disesuaikan dengan peryaan pergantian musim dan pergantian siang dan malam menjadi hari kegembiraan dan pesta yang meriah. Waktu itu matahari mulai bergeser dan pergeserannya mencapai titik terjauh pada musim dingin. Setelah cahaya dan panasnya mulai meningkat naik ke horizon seolah-olah manusia lahir kembali. Hari Minggu merupakan hari kelahiran Matahari atau Sun Day dan sebagai hari libur bagi umat Kristen untuk menghormati Dewa Matahari.

Dewa-dewa apa saja yang mempengaruhi kepercayaan Kristen ?
Yesus mulai popular dikerajaan Romawi bertepatan dengan penyembahan matahari secara universal. Banyak Negara di Timur Tengah waktu itu memuja dewa matahari walaupun dewa matahari mereka berbeda-beda. Seperti dinengara-negara Mediterania adalah dewa Attis dari Phrygia, Dewa Adonis dari Syiria, Dewa Dionysius atau Bacchus dari Yunani, dewa Bel atau Baal dari Babilonia, Osiris dan Horus dari Mesir, Mithra dari Persia.

a. Dewa Attis lahir dari seorang perawan bernama Nana dan dinggap sebagai putra tuhan. Mengorbankan nyawanya untuk mati dan darahnya membawa kehidupan baru.

b. Adinis atau Tammuz lahir dari seorang perawa sebagai juruselamat.Menjalani kematian untuk pewmbebasan manusia, kemudian bangkit dimusim semi.

c. Dionysius atau Bacchus Putra tuhan Yupiter lahir dari seorang perawan pada tanggal 25 Desember. Seorang penebus dosa, pembebas dan penyelamat.

d. Bel atau Baal tuhan matahari rakyat Babilonia. Orang-orang Yahudi telah melampaui masa yang panjang dalam pembuangan di Babilonia selama pemerintahan Nebukadnesar sehingga orang-orang Yahudi begitu dekat kenal dengan dewa Baal.

e. Osiris lahir dari seorang perawan, oleh orang Mesir disebut Perawan Dunia. Dia dibunuh dan dikubur, tetapi dalam tiga hari tiga malam bangkit dari kematiannya.

f. Mithra dilahirkan dari perawan tanggal 25 Desember. Memiliki tujuh sakramen diantaranya, pembaptisan, konfirmasi, makan malam, dll.


(KODIRAN SALIM)

Ajaran Kristen menganjurkan minum Khamr




Khamr adalah apa saja yang mempunyai potensi memabukkan. Khamr tidak identik dengan alkohol, walaupun dalam khamr itu banyak kandungan alkoholnya dan memabukkan. Rasulullah saw pernah ditanya tentang minuman yang dibuat dari madu, jagung atau gandum yang diperas hingga menjadi minuman keras, maka beliau menjawab : Setiap yang memabukkan adalah khamr, dan setiap khamr adalah haram (HR.Muslim).

Keharaman khamr itu tidak diukur dari sedikit atau banyaknya kandungan khamr tersebut. Rasulullah saw menegaskan : Apa saja yang banyaknya memabukkan, maka sedikitnyapun haram (HR.Ahmsr, Abu Daud,Tirmizi). Rasulullah juga mengingatkan ada 10 orang yang dilaknat terkait dengan khamr yaitu : orang yang memerasnya, orang yang minta diperaskan, orang yang meminumnya, orang yang membawakannya, orang yang dibawakannya, orang yang menuangkannya, orang yang menjualnya, orang yang memakan harganya (uang hasil penjualannya), orang yang membelinya dan orang yang minta dibelikan

Wine adalah khamr
Apakah wine tergolong khamr ? Betul. Wine termasuk minuman beralkohol yang dihasilkan dari fermentasi buah-buahan. Buah yang paling umum digunakan sebagai bahan baku wine adalah buah anggur.
Fruit wine atau country wine, adalah wine yang terbuat dari buah-buahan selain buah anggur. Wine juga dapat terbuat dari pati seperti barley wine, rice wine, dan sake (minuman khas Jepang). Ada juga wine yang terbuat dari hasil destilasi yang disebut sebagai brandy.

Kata wine berasal dari bahasa Inggris tua, yaitu win, yang berarti “menang”. Pada zaman dahulu, minuman ini digunakan sebagai minuman kehormatan bagi para raja. Hingga kini wine memang sering digunakan untuk merayakan suatu momentum atau keberhasilan, ataupun tahun baru.Wine diperkirakan berasal dari Eropa dan populer di seluruh dunia akibat penjelajahan. Minuman ini sering juga disebut sebagai minuman Misionaris karena wine juga digunakan dalam perayaan ekaristi pemeluk agama Katolik. Wine menjadi minuman dalam upacara di gereja.


Di gereja setelah acara misa berakhir dilanjutkan dengan sebuah acara yang bernama Fellowship. Snacks disediakan di fellowship hall yang ada di setiap gereja dan yang disajikan antara lain adalah crackers, buah-buahan, kopi, donat, orange juice, apple juice, grape juice dan satu lagi yang paling spesial adalah wine. Dan wine ini sengaja disuguhkan oleh para Diakon untuk jemaat dewasa.

Kata Bibel tentang khamr
Yeremia 25:27 Kemudian haruslah kaukatakan kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Minumlah sampai mabuk dan muntah-muntah! Rebahlah dan jangan bangun lagi, oleh karena pedang yang hendak Kukirimkan ke antara kamu!

I Timotius 5:23 Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah.

Amsal 9:5 "Marilah, makanlah rotiku, dan minumlah anggur yang telah kucampur;


Pengkhotbah 9:7 Mari, makanlah rotimu dengan sukaria, dan minumlah anggurmu dengan hati yang senang, karena Allah sudah lama berkenan akan perbuatanmu.

Ketika seorang kristen di tanya apakah dia meminum wine ia menjawab : “ya ! saya minum anggur beralkhohol, karena Alkitab tidak melarang meminumnya”. Dan justru banyak pendeta yang menganjurkan untuk meminum wine dengan alasan kesehatan. Alasan mereka, alkohol dalam wine membersihkan pembuluh darah dan pencernaan sehingga mengurangi kolesterol.

Orang Yahudi juga meminum wine. Mereka mempunyai jenis tertentu wine yang digunakan saat ekaristi, yakni yang disebut Jewish Kohser Wine (kohser = halal).
Hanya Islam-lah agama yang konsisten dan tegas melarang Khamr.


Silmy.