Tentang kami

Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
ARANA adalah sebuah Majalah Islam yang terbit tiap bulan di bawah Yayasan IRENA CENTER. Dengan misi utama membentengi Aqidah ummat dan membina Muallaf.

Minggu, Februari 10, 2008

REAL PARADISE IN PAPUA


"I FOUND the paradise," ungkap Ester wisatawan asal Belanda yang sangat kagum akan keindahan alam di kawasan Kepulauan Raja Ampat, Papua. Lautan Papua sangat kaya organisme laut. Ini disebabkan karena posisi kepulauan Papua yang terletak di Segi Tiga Karang (Coral Triangle) yang terdiri dari Indonesia, Filipina, Malaysia, Papua New Guinea, Jepang, dan Australia. Kawasan Coral Triangle ini dikenal sebagai kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati laut terkaya di dunia.

Ikan paus, kura-kura laut, ikan berbagai warna dan bentuk yang setidaknya terdiri atas 1.084 species, terumbu karang yang masih dalam kondisi sangat baik dan keindahan alam laut, kesemuanya itu dapat disaksikan dengan mata telanjang di Raja Ampat dan Surga Penghuni Laut Dalam di daerah Kaimana Papua Barat. Sungguh keindahan yang sangat luar biasa. Belum lagi penemuan spesies baru baik dari hewan kecil, burung-burung dan tanaman-tanaman langka terus terjadi di Papua.

Tak berlebihan rasanya kalau Papua dikatakan telah membuat jatuh cinta seluruh pelosok dunia. Tidak hanya apa yang tersimpan di wilayah perairannya saja tapi hingga sampai apa yang terkandung di dalam perut buminya. Kekayaan alam Papua yang melimpah ruah ini adalah aset bangsa Indonesia, seharusnya digunakan untuk kemakmuran rakyat Indonesia seluruhnya, rakyat Papua khususnya.


Kekayaan Papua

Di Timika, potensi penambangan emas dan bijih tembaga 200 ribu ton perhari, belum terhitung perak, platina, nikel, batu bara, kapur, marmer, kaolin serta batu gamping. Pegunungan Papua merupakan tambang emas terbesar di dunia dengan nilai cadangan terukur kurang lebih 3.046 ton emas, 31 juta ton tembaga dan 10 ribu ton lebih perak yang masih akan bisa dikeruk hingga 34 tahun mendatang.

Sebagi contoh PT Freeport yang sejak 1991 hingga 2002 telah memproduksi total 6,6 juta ton bijih tembaga, 706 ton emas, dan 1,3 juta ton perak. Jumlah ini setara dengan 8 milyar US$. Katakanlah 1 US$ = 7.100 rupiah (kurs akhir 1999), maka setara dengan 56,8 triliun rupiah. Papua adalah penyumbang emas terbesar nomor 2 untuk industri emas di Amerika Serikat.

Fak-Fak, hutan perawan dengan kayu-kayu jenis amat mahal : merbau, aghatis, meranti, ketapang dan mersawa. Cokelat, cengkeh, pala dan kopi adalah komoditas yang tumbuh subur di sini. Lautan seluas 2.292 km2 dengan panjang pantai 484 mil yang menyimpan berbagai macam kekayaan laut.

Di Sorong, terdapat minyak bumi dalam jumlah sangat besar, nikel di pulau Gag, mutiara di Waigeo, Bantata dan Misol. Seperti halnya di Sorong, batu bara dan gas bumi juga terdapat di Jayapura, Membramo, Yapen Waropen dan terutama Manokwari yang mempunyai deposit terbesar di seluruh daratan Papua.

Merauke, kawasan hutan seluas 11.768.256 Ha yang belum tergarap secara optimal.

Nabire, kota pantai dengan luas 1,4 juta Ha Taman Laut yang menyimpan berbagai spesies laut seperti lumba-lumba, putri duyung, penyu, kura-kura dan ribuan jenis mahluk laut lain.

Belum termasuk daerah-daerah lain dimana menyimpan potensi kekayaan alam yang belum terdeteksi dan tersentuh oleh tangan-tangan manusia. Di sini sarana transportasi adalah hal yang sangat menentukan.

Ironi

Tapi apa fakta di depan mata ? Negara ini memikul hutang yang demikian besar, mayoritas masyarakat Indonesia masih hidup dibawah garis kemiskinan, sektor pendidikan tidak tergarap dengan baik. Tapi ada satu hal yang sesungguhnya sangat mengiris hati. Rakyat Papua ! mereka adalah pemilik kekayaan alam terbesar di muka bumi ini tapi hidup dalam kondisi yang sangat menyedihkan.



Silmy

Sumber : Walhi.or.id ; Charisma Indonesia ed.Des-Jan 2008.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Anda perlu mencerminkan diri, jangan menilai Etnis Papua dari salah satu segi saja. Sebab dimana depan matamu,anda perlu tahu bahwa dibawah jembatan, disamping torotoar, disamping rumahmu atau tempat tinggalmu masih banyak pengemis yang tiap saat minta-minta makan, bahkan untuk mendapatkan sesuap nasi saja sungguh mengerihkan, tak perna anda melihat bangsamu tapi menilai bangsa lain no.1. Malulah. Orang papua walaupun demikian tak perna minta-minta dijalanan seperti bangsamu.

Anonim mengatakan...

majulah papua, tinggalkan minuman keras dan aids, berpeganglah pada keyakinan yang melarang hal itu, maka sukseslah kita

Anonim mengatakan...

ya. miras itu haram,

Anonim mengatakan...

papua itu tidak miskin...
adanya pemerintah indonesia lah yang membuat orang di papua melarat di tanahnya sendiri...adanya miras di papua itu di karenakan orang papua mau di musnahkan
biar orang kulit putih yang mau menguasai papua pada intinya sdh jelas2 kok masih di cari2 alasan aja...