Tentang kami

Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
ARANA adalah sebuah Majalah Islam yang terbit tiap bulan di bawah Yayasan IRENA CENTER. Dengan misi utama membentengi Aqidah ummat dan membina Muallaf.

Minggu, Februari 10, 2008

SERAMBI YERUSALEM counter balance SERAMBI MEKAH

Munculnya Raperda ini menurut saya didasari adanya unsur dendam kesumat (enmity substance). Mereka menginginkan posisi Manokwari seperti NAD (Aceh) dimana syariat Islam bisa diberlakukan disana, maka di Manokwari pun hal serupa harus bisa juga. Itulah sebabnya mereka ingin menamakan Manokwari dengan sebutan SERAMBI YERUSALEM sebagai counter-balance terhadap SERAMBI MEKKAH.

Hanya saja, mereka belum tahu betul bagaimana syariat Islam diterapkan di Aceh. Dimanapun syariat Islam diterapkan tidak pernah MERECOKIN umat non Islam, syariat Islam berlaku untuk Umat Islam sendiri tidak untuk umat yang lain. Sebaliknya Draft Raperda Injil sangat diskriminatif sangat MERECOKIN umat non Kristen (khususnya Islam).

Perda Injil ini bukan saja upaya diskriminatif, tetapi membuka kembali semangat imperialisme agama, dimana kita tahu sejarah kekristenan dalam penyebaran agamanya (religion spreading) selalu menumpang pada kolonialisme, dimana ada penjajahan disitu misi kristenisasi juga beraksi. Dalam hal ini, ada kecenderungan membangun kawasan kekristenan (christendum territory) dengan tidak memberikan peluang agama lain untuk hidup di daerah tersebut (impermeable). Jika dikaitkan dengan HAM, jelas sekali perda ini bertentangan dengan HAM.

Keinginan mereka menerapkan Perda Injil, selalu dikaitkan dengan beberapa ayat Bible, seperti:

a. Matius 5:13-18 (Menjadi Garam & Terang Dunia)
Maksud ayat ini: garam itu dapat dirasakan jika dimasukkan ke dalam kuali, dan terang itu bisa dinikmati cahayanya jika berada di tengah-tengah ruangan. Umat Kristen itu harus seperti garam dan terang, supaya dapat dirasakan dan dinikmati maka harus memasuki sistem (termasuk sistem pemerintahan dan juga sistem politik), maka implikasinya akan bisa memunculkan aturan-aturan yang bernilai kristiani.

b. 1 Petrus 2: 13-16
Dalam ayat 14 dikatakan peranan pemerintah adalah MENGHUKUM orang-orang yang berbuat jahat. Ayat ini ditafsirkan secara teologis, bahwa umat kristen-lah yang harus mengambil peranan ini, karena hanya gereja/umat kristen yang bisa mengetahui mana yang jahat dan mana yang baik sesuai dengan kehendak Tuhan.

c. Yeremia 29:7 bunyinya: *USAHAKANLAH kesejahteraan kota kemana kamu Aku buang,............ sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu*
Kata USAHAKANLAH bersifat perintah (imperative), yang mengindikasikan bahwa kota akan sejahtera kalau dikendalikan oleh umat kristen. Bagaimana usaha itu bisa dilakukan kalau umat kristen tidak menjadi pengendali.


d. Roma 13:1): *Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak pemerintah yang tidak berasal dari Allah*. Pada ayat tersebut terdapat kata takluk (yunani=upotassesqai). Takluk disini bukan berarti takluk pasif, tetapi takluk aktif, maksudnya supaya kebijakan penguasa layak ditaati maka sumber kebijakan itu harus dari umat kristen. Umat kristen akan tunduk/takluk pada kebijakan pemerintah karena memang kebijakan itu bersumber dari umat kristen itu sendiri!

Selain ayat-ayat di atas juga berkaitan dengan poin-poin berikut:

1. Pokok-pokok Tugas Panggilan Bersama (PTPB) th 2004 yang dirumuskan PGI (Persatuan Gereja Indonesia) menyatakan bahwa umat kristen harus terlibat aktif untuk mengusahakan (mengendalikan) kota/daerah/negara seperti anjuran ayat yeremia 29:7

2. Konsultasi Nasional Gereja 18-23 Agt 2003 di Cipayung menyatakan bahwa gereja dan umat kristen harus aktif dalam perpolitikan.


Kembali pada ayat-ayat rujukan di atas. Sebenarnya ayat-ayat tersebut terlalu dipaksakan sebagai pembenaran (justifikasi) untuk membenarkan perlunya orang kristen berpolitik dan menguasai pemerintahan, padahal berkontradiksi dengan ayat-ayat yang lain seperti:

a. 1 Korintus 2:6 yang intinya mengatakan pemerintahan dunia jangan diikuti karena bukan berasal dari Allah. Kata: arkhontestou aionos kosmokratores (penguasa-penguasa dunia) pada ayat tsb menggambarkan bahwa pemerintahan dunia tidak mendapat hikmat Allah.

b. Efesus 6:12: *...perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan oenghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara*. (Ayat ini pun mendikotomikan antara kekuasaan sorga versus kekuasaan dunia)

c. Yohanes 18:36: *Jawab Yesus: Kerajaanku bukan dari dunia ini, jika kerajaanku dari dunia ini, pasti hamba-hambaku telah melawan....*
Ayat ini menunjukan bahwa yesus itu apolitik (tidak mau terlibat urusan politik/ pemerintahan / kekuasaan)

Wallahu a’lam bisshawab

Mowo Purwito Rahardjo
(Muh. Yusuf Muttaqin)

Kristolog dan Pemerhati Masalah Sosial Agama

Tidak ada komentar: